Silaturahmi Karaoke



Pernah nggak, kalian suatu hari duduk di sebuah kursi kayu, di teras rumah yang halamannya luas banget, ngeliatin cahaya matahari pelan-pelan menghilang dan tenggelam di sebelah barat, sambil menghirup aroma teh mint hangat dari meja kecil yang ada di sebelah kanan kalian, dan memikirkan soal apa saja yang sudah terjadi selama tiga tahun terakhir?

Gue nggak pernah. Karena di teras rumah gue nggak ada kursi kayu, tapi adanya sofa tua yang udah bau dan berdebu. Halaman rumah gue juga nggak luas-luas banget. Cuma dua kali lompat kodok juga kebentur tembok. Dan cahaya matahari jelang terbenam nggak pernah terlihat jelas dari sana karena kehalang sama tembok rumah-rumah lain. Tapi kadang-kadang cahayanya bagus juga. Cuma, di jelang akhir kalimat paragraf pertama sih gue pernah. Ya nggak sambil duduk minum teh mint juga.

Belakangan ini gue sering banget memikirkan “the good old days”. Seolah nggak mau menerima kenyataan bahwa setiap individu yang ada di sekitar gue pasti berubah. Sekecil apapun itu. Perubahan-perubahan yang tanpa kita sadari bikin hubungan pertemanan jadi merenggang dan pelan-pelan semakin menjauh. Kenyataan itu kemudian bikin kerinduan akan masa-masa pas bareng dulu makin berasa.

Kalau lo termasuk pembaca setia blog ini, lo pasti tahu kalau gue nggak terlalu punya banyak teman. Sebagai perantau yang kehidupan masa kecil dan masa remajanya dihabiskan di Mataram, Lombok, membuat gue nggak terlalu punya hubungan yang sangat dekat dengan teman-teman sekolah gue dulu. Teman waktu kuliah dulu juga sekarang sedang giat-giatnya bekerja, jadi beneran jarang banget bisa ketemu dan menghabiskan waktu berkualitas. Jadilah teman-teman yang sering kontak dan komunikasi sama gue sekarang adalah mereka yang memang punya satu kesanaam: sama-sama suka KPop.

Percaya nggak percaya, hampir semua teman di lingkaran gue yang sekarang—which is bisa gue sebut sebagai teman dekat karena kita selalu punya waktu buat ngobrol, makan bareng, sampai nginep-nginepan—gue kenal dari media sosial. Pelebaran lingkaran pertemanan ini paling karena salah satu dari kita punya teman lain yang akhirnya kita bawa masuk ke lingkaran yang sama. Dan karena kita sama-sama suka KPop, semua jadi nyambung aja. Dan akhirnya jadi dekat satu sama lain.

Lingkaran pertemanan ini belakangan sering gue sebut dengan “silaturahmi KPop”. Walaupun, yah, kalau sama mereka label yang paling klop mungkin “ghibah” ketimbang silaturahmi. Halal bi Halal jadi Haram bi Haram karena kerjaan ngomongin orang doang (yang mana jauh di Korea sana). Tapi benar, KPop yang menyatukan kita semua.

Ada lingkaran pertemanan lain yang juga terbentuk karena KPop, tapi semakin erat karena aktivitas mingguan rutin yang secara nggak sengaja selalu kami lakukan setiap kali kumpul. Lingkaran pertemanan inilah yang belakangan makin bikin gue merindukan “the good old days”. Dan gue menyebut lingkaran pertemanan ini “silaturahmi karaoke”.

Satu atau dua tahun yang lalu, ada masa-masa di mana gue sama beberapa temen gue selalu menyempatkan diri untuk ketemu sesibuk apapun kita. Semalem apapun kita menyelesaikan pekerjaan di hari itu. Sebanyak apapun deadline yang menunggu di kantor. Ataupun seenggak mood apapun kita karena berbagai hal yang terjadi di tempat kerja. Semuanya akan melebur jadi satu dan menguap bersama keringat di dalam ruang karaoke.

Anggota grup ini ada enam orang. Dua di antaranya (salah satunya gue) bekerja di kantor yang sama waktu itu. Yang satu lagi bekerja di sebuah perusahaan retail, yang satu lagi kerja di perusahaan penilai aset, yang satu di salah satu agensi iklan milik Korea, dan yang terakhir bekerja pindah-pindah dari Bandung ke Jakarta dan sebaliknya. Kalau ketemu, masing-masing selalu punya giliran cerita.

Gue yang ngeluh karena pembaca sotoy yang cuma ngeliat judul tapi nggak baca artikel. Temen gue yang eneg sama laporan-laporan akhir bulan di kantornya yang dia kerjakan di komputer lemot. Yang satu lagi ngeluh karena bosnya yang orang Korea rese’ minta ampun. Dan yang lain yang nggak pernah berhenti memuji kegantengan atasannya, padahal dia cowok. Ada juga yang cerita tentang hectic-nya dia di keluarga keduanya yang sedang mempersiapkan sebuah event KPop akbar di salah satu mall di Bekasi. Kita nggak pernah kehabisan bahan omongan. Selalu aja ada yang dibahas.

Gue sendiri bisa dikatakan adalah konektor dari semua anak-anak ini. Dan itu sebenarnya sudah jadi kebisaan gue, memperkenalkan teman-teman gue ke teman-teman gue yang lain. “Kalau kalian bisa kenal dan nyambung lalu bisa main bareng ya kenapa gue harus repot-repot membagi waktu untuk main sama kalian di kesempatan yang berbeda?” gue selalu bilang gitu. Dan syukurnya kita semua nyambung, karena sekali lagi kita punya topik obrolan dan kesukaan yang sama: KPop.

Walaupun ada sih yang kemaren ngaku kapok dikenalin ke temen-temen gue karena ujung-ujungnya dia dikacangin. So I wont do that to this chingu anymore.


Masing-masing orang di lingkaran silaturahmi karaoke ini punya kesukaan yang berbeda. Kayak gue misalnya suka EXO. Yang lain juga suka EXO sih tapi mungkin nggak se-freak gue. Kebanyakan dari kita adalah tipe fans yang berisik banget. Yang kalau spazzing bisa bikin orang lain merasa keganggu dan nggak nyaman dengan keberadaan kita di dunia. Dan itulah yang kemudian lagi-lagi membuat kita nyambung.

Dulu kita nggak pernah bingung soal waktu kumpul. Yang penting after office hour, yuk mau duduk di mana? Seven Eleven? Yoshinoya? Familiy Mart? Jalan! Kadang waktu kumpul kita tergantung kapan si member asal Bandung ini sedang bertugas di Jakarta. Dan kita selalu menyempatkan untuk ketemu.

“Yuk mumpung dia lagi di Jakarta sampai Kamis. Bisa main dulu lah!”

Selalu kayak gitu.

I’m a big fan of this chingu yang datang dari Bandung. Jadi gue selalu bersemangat setiap kali dia ada jadwal di Jakarta. As a fan, I’m super excited to meet this chingu everytime dia datang. Maka dari itu gue berusaha untuk mengumpulkan anak-anak buat main bareng. Kita selalu mencari tempat-tempat yang buka 24 jam karena memang kita selalu nongkrong tanpa kenal waktu. Nggak peduli besok mau ngantor pagi atau bahkan mau flight ke Malaysia karena harus liputan event EDM di Langkawi misalnya. Berjam-jam kita bisa duduk sambil ngobrol, lihat hape, ngobrol, main SM Superstar, ngobrol, lihat hape, dan kemudian berujung ke ruang karaoke.

Kalau sudah masuk ke situ, udahlah, nggak ada lagi yang namanya jaim-jaiman. Masing-masing dari kita bisa jadi gila dengan caranya sendiri-sendiri. Terlebih gue. Jangan ajak gue ke ruang karaoke kalau itu akan mengubah cara lo memandang gue pada akhirnya. Gue anaknya suka lepas kontrol. Beneran...

Masing-masing dari kita punya pilihan lagu yang beda. Gue misalnya akan memperbanyak playlist dengan lagu-lagu KPop dan beberapa lagu era 90-an yang gue suka. Westlife selalu jadi lagu wajib setiap kali kami karaoke. Salah satu di antara kami ada yang suka banget lagu Indonesia, jadi pasti ada Afgan, Raisa, sampai Titi DJ di situ. Yang lain ada yang suka banget lagu-lagu Jepang dan blackmetal. Walaupun genre lagu kedua di kalimat sebelumnya nggak ada yang tahu selain dia, tapi kami cukup terhibur dengan semangatnya yang menggebu-gebu, teriakannya yang memekakan telinga, sampai mikrofon yang basah karena air liurnya muncrat kebanyakan.

Yang lain ada yang punya obsesi tingkat tinggi sama lagu-lagu girlband KPop. AOA dan SISTAR selalu ada di playlist-nya. Sambil memeragakan koreografi ‘Mini Skirt’ kita semua akan ketawa-ketawa ngeliat kelincahan orang yang satu ini. Sementara kalau lagu ‘Give It To Me’-nya SISTAR udah main, gue akan buru-buru nyobek-nyobek tisu untuk dilempar sebagai pengganti konfeti waktu part rap-nya Bora tiba. Gue selalu menyanyikan bagian itu. Hanya bagian itu. Dan hanya demi melempar sobekan tisu itu saja.

Kegiatan ini selalu berulang setiap minggunya. Entahlah, waktu itu memang terkesan nggak ada bosen-bosennya. Semacem lo lagi, lo lagi. Tapi ya emang karena gue sayang sama lo makanya lo lagi, lo lagi. Setiap minggunya kita selalu punya waktu untuk itu. Sebokek apapun kita, ujung-ujungnya pasti akan ke ruang karaoke.

“Gue nggak ada duit nih. Nggak usahlah karaoke ya. Nongkrong doang di Family Mart deh. Gimana?”

Awalnya sih gitu. Tapi kelanjutannya pasti jadi karaoke. Dan keluar dari ruangan itu di jam 1 pagi atau jam 2 pagi bikin lega. Seolah besok (atau hari ini) nggak harus masuk kantor jam 8 pagi untuk lanjut kerja dan cari uang lagi. Walaupun pernah juga ada drama sana sini, ngambek-ngambekan karena lagunya tadi tiba-tiba di skip sampe marah-marah banting mikrofon. Yah kan namanya juga hubungan pertemanan yah. 


Silaturahmi karaoke ini bikin masing-masing dari kita belajar untuk tahu karakter satu sama lain. Beberapa di antara kami ada yang emang vokal banget menunjukkan ketidaksukaannya terhadap sesuatu. Ada yang netral. Ada juga yang terlihat nggak peduli padahal sebenarnya dia peduli. Kita jadi tahu siapa yang paling cepet ngambek dan siapa yang paling nggak bisa dibecandain. Siapa yang lagi PMS dan siapa yang lagi nggak mau diganggu. Siapa yang paling enak diutangin dan siapa yang paling perhitungan kalau udah urusan uang. Sederhananya, silaturahmi karaoke ini bikin kita makin lebih dekat satu sama lain.

Pada saat itu.

And I miss those good old days…

Akhir pekan ini gue ketemu lagi sama beberapa member silaturahmi karaoke. Salah satunya baru balik dari Jepang. Yang satu udah lama nggak ketemu sejak bukan lagi jadi anak Jakarta Selatan. Sementara yang satu sekarang jadi teman sekamar gue.

Obrolan kita masih ngalir. Nggak ada yang berubah. Mereka masih orang-orang yang sama berisiknya dengan dua tahun yang lalu. Mereka masih orang-orang yang sama yang kalau udah ngebahas satu topik yang mereka sukai, akan diobrolin dengan serius dan penuh semangat. Matanya berapi-api dan gesture-nya bisa bikin mereka keringetan sendiri. Mereka masih orang-orang yang sama asiknya kayak dulu.

Pertemuan kami tadilah yang bikin gue akhirnya kesampaian untuk nulis ini. Karena gue bilang ke mereka, “Gue kangen deh sama masa-masa kita main dulu! Kita bisa lho, nyempetin buat ketemu setiap kali ada yang pengen ketemu. Kita mau lho, meluangkan waktu untuk sekedar duduk-duduk di Seven Eleven sampai subuh dan main SM Superstar. Kita dulu nggak pernah mikirin ini udah jam dua belas malam atau jam satu pagi. Dulu tuh bener-bener deh masa-masa ajaib, ya nggak sih?”

Mungkin semua member silaturahmi karaoke ini nggak pernah menyangka bahwa kegiatan mingguan itu bisa jadi salah satu hal yang akan dirindukan di tahun-tahun berikutnya. Mungkin kita semua nggak ada yang pernah menyangka kalau akvititas menghambur-hamburkan uang ini bisa membuat kita jadi—yah—dekat. Nggak ada juga yang menyangka kalau ternyata kita nggak selamanya bisa mempertahankan kegiatan ini karena berbagai alasan pribadi.

Dan ketika masing-masing melihat kondisi mereka sendiri, ada banyak faktor yang akhirnya bikin silaturahmi karaoke ini jadi terhenti sejenak. Entah sudah berapa lama sekarang, tapi terhenti. Gue udah nggak sekantor lagi sama temen gue yang sekantor dulu dan gue merasa hubungan kita sudah semakin jauh dan jauh. Yang satu lagi dulunya selalu sama gue sekarang udah jarang banget bisa ditemui dan nggak tahu karena apa. Setahun terakhir salah satu dari kita lagi di Jepang. Yang lain lagi yang tadinya tinggal di Selatan sekarang pindah ke Timur.

Sigh…

I really miss the old days… can I go back to one of those days for a day?
“I need a time machine….”

Meskipun sekarang silaturahmi karaoke di lingkaran pertemanan ini belum berlanjut lagi, tapi karaoke selalu jadi hal yang bisa bikin gue bersemangat. Dan di lingkaran pertemanan yang berbeda, gue mencoba untuk mengamalkan silaturahmi karaoke ini bersama dua orang lainnya. Yang satu adalah mantan teman satu kos gue dulu di Depok, yang satu adalah teman baik dari mantan teman satu kos gue di Depok itu.

Grup ini belum jalan terlalu lama. Dan berawal dari iseng aja sebenarnya. Karena kita bertiga kerja di kawasan Kuningan dan masing-masing selalu punya rasa haus dan keinginan yang menggebu-gebu untuk menyanyi di ruang karaoke.

Meski dengan orang-orang yang berbeda, tapi esensi dari kegiatan ini tetap sama: menjalin silaturahmi.

Dan hey, kalau bingung mau ngapain sama orang baru yang sama-sama suka KPop, ajak aja ke ruang karaoke. Niscaya semua akan jadi lebih dekat dan akrab dari sebelumnya. Try it. It works. Trust me.

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
LIVE SETIAP SENIN JAM 8 MALAM 'GLOOMY MONDAY!'
Instagram lain: kaoskakibaudotcom
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Photos on this article provide by Pexels.com

Share:

0 komentar