Suatu Ketika, Pemadaman Bergilir di UI dan MUI Dikunci

Selamat Tahun Baru 1432 Hijriyah! Semoga di tahun baru ini, semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang kita rencanakan dan kita inginkan. Semoga Allah memberkahi kehidupan kita di dunia maupun di akhirat.

By the way, gue ikut join nih acara Summer School di Kanada, vote gue dong ya, iya dong :p nih link nya http://joiedemontreal.ca/profile/858/atmi-ahsani-yusron

Hari ini seharusnya gue tidur di kosan soalnya kemaren malem udah begadang bikin tugas. Tapi nggak bisa, tentu saja nggak bisa, karena tugas yang dikerjakan itu masih harus di lanjutkan pagi ini. Gue dan Necha (http://nechaharza.blogspot.com) berencana untuk mengerjakan lagi tugas Bisnis Industri Media Televisi (BIMTV) yaitu membuat video tentang pertelevisian Indonesia. Seperti biasa, kita janjian di teras gedung PAU FISIP-UI karena disitu selain tempatnya lumayan nyaman, koneksi Internetnya juga ajaib buat gue. Jadi, sekalian ngerjain tugas, sekalian download video-video Korea sama film-film. Hahaha...

Janjiannya sih jam 10, tapi seperti biasa gue terlalu sayang sama kasur gue akhirnya gue baru sampai sana jam setengah dua belas. Ngaretnya parah banget. Dengan bayangan di kepala bahwa gue akan mendapatkan tiga atau empat film baru hari ini, gue dengan semangat berbekal pisang karamel yang gue beli di stasiun UI melangkah pasti ke gedung PAU. Tapi ternyata...

"Ron, internetnya nggak mau nih. Kenapa ya?" kata Necha waktu gue baru meletakkan pantat seksi gue di kursi yang sejak hari minggu gue kacaukan posisinya bareng anak itu.
"Eh, iyakah?"
"Nggak tahu nih, mungkin cuma di laptop gue kali ya? Coba di laptop lo deh."

Gue mengeluarkan laptop dan seluruh barang bawaan gue dari tas, dan pas gue nancepin colokan listrik, ternyata mati.

"Eh? Listriknya mati? Apa jangan-jangan karena hari libur nasional ya makanya mati?" kata gue. Gue sempat berpikir seperti itu sebelum akhirnya berangkat, tapi gue lalu inget kalau listrik UI mati, itu artinya server internet juga mati kan? Dan nggak ada yang bisa akses www.ui.ac.id kan? Iya nggak sih?
"Mungkin PAU mati karena hari libur, ya Cha? Apa kita pindah ke Fasilkom aja? Di kantinnya ada colokan bukan?"
"Yaudah kita ke sana..."

Akhirnya gue sama Necha ke Fasilkom. Niatnya sih nyari colokan, tapi sekalian aja buat nyari koneksi internet super cepet. Mengkhayal gue bisa donlot sampe empat giga hari ini. Cuma... Sesampainya di Fasilkom, ternyata di sana rame banget... Anak-anak Fasilkom pada ngumpul di kantin buat internetan pake meja pimpong. Nggak ada colokan yang kosong. Dan di sisi lain kantin itu semua colokan mati.

Gue memutuskan untuk menyerah karena memang ngantuk dan capek. Tapi si Necha bawel ih, pake sms-sms Dewi dan minta pake listrik di kosan dia. Dewi yang tadi sedang jalan-jalan ke Mall terpaksa harus pulang cepet gara-gara kita.

"Yaudah, gue solat dulu deh di MUI, terus kita lewat Barel ke kosan Dewi."

Gue dan Necha bareng jalan ke MUI. Gue harus solat dzuhur dong sebelum bekerja, secara gue anak baik hati dan tidak sombong rajin menabung dan ibadah *songong*. Tapi eh tapi, sampailah gue di MUI dan berniat mau masuk lewat gerbang samping, ternyata di gembok.

"Mungkin karena libur, jadi yang dibuka cuma gerbang depan doang..."

Dan pas gue jalan ke depan, ternyata TUTUP JUGA! Oh Tuhan... lalu bagaimana orang-orang di dalam sana bisa masuk? Pikir gue karena ada beberapa orang yang lagi sholat di dalem. Gue berenti dan mikir sebentar. Sampai akhirnya gue nemuin tulisan ini di depan gerbang yang kekunci:


Oke, ternyata memang ada pemadaman listrik makanya semua internet dan listrik di UI mati. Tapi HEY! APAKAH ITU BERARTI MASJID INI JUGA HARUS DIKUNCI?? Bagaimana dengan hasrat beribadah gue yang sedang menggebu-gebu saat itu? Masa iya gue harus solat di depan gerbang? Nggak lucu kaan... Ih... gue langsung mikir ini semua aneh deh... Mushola di FISIP tutup dan kekunci, masa iya Masjid terbesar di UI ini juga menutup diri di hari raya islam ini?

"Gimana dong? Gue mau sholat jadi nggak bisa gitu?" gue ngedumel ke Necha. "Tapi itu orang-orang gimana caranya masuk?"

Akhirnya ada satu orang yang tinggi kurus, cowok, masuk ke masjid dengan cara tidak biasa. Tentu saja tidak biasa. Bagaimana mungkin kita bisa masuk masjid yang gerbangnya terkunci? Akhirnya gue ikutin cara orang itu:

Bersyukur gue punya badan kecil dan kurus dan bisa masuk lewat celah tembok kayak gitu. Setidaknya gue bisa sholat deh daripada harus nunda-nunda, kita kan nggak tahu hidup sampe kapan. Hahaha... Cuma ini aneh, serius deh. Masa iya sih ada masjid yang dikunci? Marbot nya pada tahun baruan ya?

Beberapa orang yang nasibnya nggak seburuk gue, maksudnya badannya berisi dan gemuk sejahtera, nggak bisa masuk dengan cara gue, akhirnya ini yang mereka lakukan:


Miris... Gue merasa adegan ini seperti halnya mencuri di rumah Tuhan. Iya kan? Bahkan untuk sholat pun manusia harus melakukan hal yang dilarang sama guru SD: memanjat pagar. Bahkan cowok berkaca mata itu terlihat sangat khawatir kalau-kalau ada yang memergokinya lagi manjat. Kasian...

Entah kenapa Masjid Ukhuwah Islamiyah di Tahun Baru islam hari ini terasa seperti menutup diri untuk orang-orang yang mau beribadah. Entah kenapa masjid agung di UI ini jadi terasa sulit untuk dijangkau. Entah kenapa masjid ini jadi menghalang-halangi jamaahnya untuk melakukan kewajiban mereka.

Kenapa harus dikunci? Itu yang jadi pertanyaan gue. Mungkin memang iya, ini hari libur, tidak ada penjaga masjid karena juga libur, takut barang-barang inventaris masjid akan hilang karena dicuri, takut begini, takut begitu. Tapi apakah itu ketakutan kita pada hal-hal seperti itu harus membuat orang lain tidak bisa beribadah? Bukankah kita harusnya takut pada Allah SWT bukan kehilangan barang-barang duniawi? Lagipula, itu masjid, Allah sudah menjaganya... Astagfirullah...

Bukannya menjelekkan, tapi memang UI rasanya memberikan kebijakan yang salah, pada semua agama maybe? Tentang libur lebaran yang cuma sedikit, libur natal yang nggak ada, bagaimana dengan libur nyepi dan waisak? Imlek? Entahlah...

Tapi, mau apapun, bagaimanapun, tidak seharusnya masjid dikunci kan? Atau itu cuma perasaan bodoh gue saja?

-Masjid Ukhuwah Islamiyah UI-DEPOK-

-Gerbang depan MUI yang terkunci dengan angkuhnya-

Share:

0 komentar