Need a Brainwash

Oh yeah, gue nggak tahu dua hari ini gue kenapa. Rasanya seperti ada sesuatu di dalam diri gue yang memaksa untuk keluar, tapi gue nggak tahu itu apa. Emosi, yang jelas itu emosi. Hanya saja entah itu bahagia? Sedih? Senang? Gila? Gue sendiri nggak tahu. Pasti ada sesuatu yang orang itu tinggalkan di kamar ini sampai-sampai gue jadi kayak orang gila begini. Bayangin aja, gue sampe nggak niat buat nulis satu kata pun di tugas BIMTV gue. Itu parah loh! Padahal awalnya gue semangat banget nih sama ini tugas. Apalagi ngomongin soal sinetron. Tapi sekarang kenapa gue jadi agak males gini ya? (Kata agak disini mengesankan gue anak yang rajin banget sih? Oke gue ralat: gue emang males)

Apa ya yang bikin gue jadi nggak jelas gini? Apa iya karena masalah perasaan gue ke orang yang gue panggil Barat itu? Masa sih? Perasaan kemaren-kemaren gue biasa aja sama dia. Serius deh... Nggak ada hal-hal yang bikin gue jadi muak sama diri gue sendiri kayak gini. Nggak ada hal-hal yang bikin gue jadi banyak makan gorengan, suka minum minuman keras (bohong banget yang ini, sumpah nggak pernah, paling banter GreenSand)... Kayaknya ini deh yang bikin jerawat di jidat gue jadi tambah banyak. Perasaan yang terlalu dalam, terlalu lama di pendam. Tapi yang gue heran, KENAPA MESTI SAMA ORANG ITU?!

Gue mulai khawatir dengan masa depan gue. Dengan eksistensi diri. Sumpah kayak anak SMA aja. Gue mulai khawatir dengan kehidupan anti-sosial gue. Gue mulai khawatir dengan krisis percaya diri berkepanjangan gue. Gue mulai khawatir dengan kemalasan gue. Oh Tuhan... jangan sampai... Gue berniat membuat sesuatu yang besar suatu saat nanti, tapi itu bahkan nggak gue mulai rintis dari sekarang. Kenapa deh? Apa sih yang sebenarnya gue pikirin? Aduh... gue juga nggak tahu... Kenapa gue harus MALES begini sih aah... #meratapinasib...

Oke. Oke... sekarang, seperti yang gue tulis di status FB pagi ini, udah bukan saatnya untuk stress karena suatu keinginan yang nggak kesampean. Itu jaman dulu... jamannya gue jadi anak labil SMA. Sekarang adalah saatnya menghadapi apa yang ada di depan. Menghadapi realita. Iri boleh, tapi jangan diratapi kan? Kalau teman kita mendapatkan suatu hal yang besar dalam hidupnya, memperoleh pencapaian dalam hidupnya, jadikan lah motivasi, jangan iri tapi cuma nangis di pojokan ruangan... Mimpi itu dibuat untuk dikejar kan? Dan sekarang kan sudah ada mimpi, tinggal dikejar, odonggg... Ayo, kelarin ujian ini, pulang kampung, nulis cerpen lagi, jadi penulis itu nomor satu di catatan cita-cita, jadi kejar!

SEMANGAT!


P.S.   : Ada yang tahu tempat cuci otak dimana?
P.P.S : Sori warna ini mengganggu, tergantung emosi kayaknya... (berasa duyung)

Share:

0 komentar