MPK, Masalah Hidup, & Masa Depan (PART II)

Semua orang punya masalah. Tentu saja. Gue rasa gue adalah salah satunya. Yang bermasalah? Atau yang mempunyai banyak masalah disaat yang sama? Entahlah... Sebenarnya masalahnya cuma satu: tidak bisa santai seperti yang lain. Atau sebenarnya yang lain nggak santai-santai amat tapi terlihat santai? Entahlah... Gak tahu juga. Tapi belakangan ini sepertinya memang nggak ada yang bisa dibuat santai. Tugas nggak bisa diabaikan. MPK apa lagi. Tugas MPK bagian gue belum gue kerjakan dan gue merasa sangat menyia-nyiakan waktu -__-" Instead of writing for this post, kenapa nggak mencoba mengerjakan tugas saja? Huff...

Belakangan ini gue sedang memikirkan bagaimana nasib gue semester ini dan semester depan. Gue lagi membayangkan bagaimana kalau misalnya gue nggak lulus mata kuliah MPK ini hanya karena gue nggak mengerti sedikitpun mata kuliahnya? HEY! Satu alasan itu aja udah cukup menjelaskan banget kenapa gue tidak lulus. Tapi jujur aja, gue memang tidak begitu mengerti dan entah kenapa sulit rasanya untuk bisa memulai mengerti. Jadi masalah gue sebenarnya adalah tidak bisa mengerti dan itu merembet ke mana-mana. Gue bukan tipe orang yang bisa memisah-misahkan masalah A dengan masalah B. Semua masalah yang gue alami cenderung berkaitan dan seringkali memang masalah yang satu adalah bawaan dari masalah yang lain. Misalnya, gue nggak mengerti MPK dikarenakan dulu pas MPS gue juga nggak mengerti dan nggak mencoba untuk mengerti. MPS ini pun disebabkan karena gue sama sekali nggak pernah paham semua Teori yang dipelajari di Teori Komunikasi dan entah kenapa gue merasa disitulah awalnya. Ketika gue tidak mengerti Teori dan bermasalah dengan mata kuliah teori, kemudian teori ini menghancurkan hidup gue di MPS karena sama sekali nggak konek ketika mas Wisnu ngomongin soal teori bernama Uses and Gratification atau apapun itu dan kemudian berimbas pada MPK gue yang sama sekali nihil menjelang UTS ini.


Bersamaan dengan masalah MPK, tentu saja masalah lain juga akan ikut terbawa karena MPK ini. Tugas misalnya... MPK kali ini tugas kelompok membuat skripsi. Masalahnya bukan sama kelompok gue. Seriously, kelompok gue yang ini berisi orang-orang terbaik semua. Tapi masalahnya lebih kepada ketika gue sedang mengerjakan tugas kelompok atau diskusi bersama kelompok gue, yang bisa gue lakukan adalah diam. Huff... Pathetic. SERIOUSLY memalukan -___-" Selama diskusi gue selalu merasa tidak aman. Tidak aman ketika misalnya Nicky tiba-tiba bertanya ke gue pertanyaan yang tidak bisa gue jawab seperti, "Menurut lo teori Uses Gratification ini sama Media Dependency agak sama gak sih?" Perut gue langsung mules. Rasanya kayak lagi ada di puncak menara Eiffel dan siap-siap terjun bebas ke atas tanah. Gue sama sekali nggak tahu jawabannya dan hanya berdalih bahwa sebenarnya agak mirip tapi gue juga nggak yakin. Entahlah... Masalah terbesar gue di kelompok ini adalah gue tidak benar-benar mengerti tentang teori, konsep dan sedang berusaha untuk mengerti. Tapi gue takut tidak bisa berada dalam level yang sama dengan yang lain. Oke, singkatnya, gue nggak mau sekedar nyampah -__-" That is why, gue berusaha mengerjakan semua tugas yang dikasi ke gue dengan sebaik-baiknya. Sebaik ketika gue memberikan komentar tentang MV Mr. Simple, The Boys ataupun saat memberikan komentar betapa kerennya Running Man itu. Gue sedang berusaha... Seriusan. Karena pada akhirnya gue nggak mau ada konflik batin disini. Seharusnya memang seimbang kan? Entahlah gue nggak ngerti dua kalimat terakhir maksudnya apa.

Pernah suatu hari disebuah diskusi kelompok gue terdiam dan tak ada kalimat sedikitpun terlontar dari mulut gue karena gue sebenarnya nggak paham sama sekali tentang diskusi hari itu. Gue nggak pernah ngasi tahu ke yang lain karena gue akan sangat terlihat bego (walaupun gue yakin sebenarnya mereka tahu itu). Gue mencoba untuk mendengarkan diskusi kelompok sebanyak mungkin, mengambil informasi sebanyak mungkin supaya paling nggak diam gue bisa bermanfaat. Sekitar satu jam gue hanya mendengarkan. Tapi pas Uli ngebahas soal Running Man... Hell yeah, the real me akhirnya keluar. Gue ngomong kayak yang paling tahu masalah itu. Like there is no one can stop me kalo udah ngomongin Running Man ataupun Korea. Yang gue heran, kenapa yang seperti itu nggak terjadi ketika sedang membicarakan MPK?

Ada yang salah di sini... Ya gue tahu ada yang salah... dan gue sedang mencoba memperbaikinya. Walaupun seringkali gagal... Errr... atau kegagalan ini sebenarnya karena gue nggak benar-benar niat?

Tempo hari gue nonton Glee season 3 episode Asian F. Here's what I found from Mike Chang's quote, "It's never going to waste my time, for doing something that I loved to do," Jujur aja ini menginspirasi gue. LIKE REALLY INSPIRE ME TO DO SOMETHING. Hell yeah (sudah berapa kali frasa ini gue tulis? Sial), gue benar-benar sangat mencamkan ini dalam pikiran gue. Hal ini pun berujung pada rencana-rencana yang akan gue lakukan setelah lulus kuliah nanti. Rencana yang gue rasa nggak akan membuat gue merasa seperti membuang-buang waktu karena gue suka ngelakuinnya.

Secara gila, gue merencanakan untuk kursus bahasa Inggris dan bahasa Korea secara bersamaan. Kenapa ini harus dilakukan setelah lulus? Karena alasannya jelas, kuliah nggak bisa dibagi-bagi pikirannya. Terutama buat gue. Jangankan untuk kursus Bahasa. Nulis cerita aja gue stuck mikirnya. Entahlah gue nggak tahu efeknya sama kursus. Tapi kalau belajar di Kampus diselingi dengan belajar di luar gue rasa gue bisa membayangkan bagaimana efeknya untuk otak. Jadi gue memutuskan ini dilakukan setelah lulus saja. Telat banget mungkin. Tapi kata orang, nggak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Jadi gue memutuskan untuk fokus ke kuliah dulu untuk saat ini. Untuk saat ini...

Secara gila, rencana kedua gue setelah lulus kuliah nanti adalah kursus vokal dan dance. See? I really want to do something like this. Dulu gue sempat pengen masuk klub dance tapi entahlah. Dunia sepertinya nggak berpihak ke gue waktu itu. Belum ada kepercayaan diri untuk setidaknya tampil beda dari yang lain. Maksudnya, dance. You know what I mean. Kenapa lalu gue ingin kursus vokal dan dance? Yang pertama, ini terinspirasi dari kpop tentunya. Betapa bahagianya bisa menari ketika lo ingin menari dan bernyanyi ketika lo ingin bernyanyi kan? Nah, gue bisa dance, kayaknya, dan kalau dilatih bakalan bagus, kayaknya. Jadi gue rasa gue pengen kursus dance. Sebenarnya sih lebih kepada gue ingin bikin cover dance versi gue sendiri. LOL. Lalu bagaimana dengan kursus vokal? Kalau yang satu ini merujuk kepada cita-cita gue untuk menjadi artis YouTube. Hahaha... Harusnya sejak awal gue memanfaatkan kakak gue yang jago gitar dan bikin lagu untuk YouTube, tapi ini baru kepikiran sekarang. Jadinya setelah lulus kuliah ini harus dilaksanakan. Paling nggak gue nggak tampil di YouTube dengan suara kayak kaleng susu ditendang kan? (Wow, did I just tell you I wanna be a YouTube artist? LOL But yeah, I mean it) (Cita-cita yang aneh. I mean cool...)

Secara gila, rencana ketiga gue setelah lulus adalah kursus gitar. Sekarang sebenarnya bisa sih, tapi lagi-lagi nggak akan fokus. Kursis gitar nggak perlu jauh-jauh. Kakak gue bisa ajarin gue. Kalau bisa main gitar sendiri, gue akan bisa membuat lagu sendiri dan YouTube nggak akan memblock video gue karena bawain lagu orang. Hahahaha.... Gue rasa membuat lirik dan melodi untuk lagu juga sangat bermanfaat untuk novel gue selanjutnya. Fun kan kalau punya novel ada OST nya sendiri dan ditulis sendiri? Setelah 20 tahun gue baru sadar bahwa kemampuan musikal itu sangat dibutuhkan. Mungkin itulah kenapa hidup gue nggak pernah seimbang sampai sekarang.

Secara gila, rencana keempat gue setelah lulus adalah jadi traveler. Gue akan beli kamera DSLR dan berkelana keliling Lombok. Menemukan tempat-tempat yang sejak dulu nggak pernah berani gue eksplore. Mendatangi lokasi-lokasi yang bisa ngasi banyak foto bagus kemudian membuat album foto pribadi di Flickr misalnya dengan segala foto Lombok yang gue dapatkan. Selain itu kamera ini gue akan manfaatkan untuk YouTube-ing juga tentunya dan buat film-film pendek. Seru kan?

Secara gila, rencana kelima gue setelah lulus adalah bekerja lagi di Fresh Radio. Bekerja di sini tentu saja berarti full time. Gue akan menjadi MD, Editor dan produser buat acara gue sendiri. Gue sudah yakin dengan ini. Gue akan kembali ke dunia radio dan hidup dengan sedikit uang dari sana. Gue rasa akan sangat membantu untuk menabung buat kuliah di luar negeri nantinya.

Secara gila, rencana keenam gue setelah lulus adalah menikmati dua tahun libur dengan melakukan semua yang bisa gue lakukan diatas. Termasuk di dalamnya yang mungkin seharusnya jadi poin ke tujuh, mencari lebih banyak informasi tentang Lombok dengan membaca literatur yang membusuk di perpustakaan daerah. Mencari orang-orang yang bisa digali informasinya sebelum mereka mungkin nantinya nggak ada lagi. Mendedikasikan diri gue buat Lombok dan membuat sesuatu yang paling nggak bisa bikin Lombok bangga. Yeah, some kind of stuffs like that.

Kenapa semuanya harus setelah kuliah? Entahlah (coba itung berapa kali sebenarnya gue menulis kata ini dan tidak yakin sama apa yang ingin dilakukan? SIAL)... Gue sudah bosan dengan buku dan teori. Gue sudah bosan dengan suasana kosan yang nggak kondusif ini. Suasana hati yang jauh dari rumah yang nggak pernah bisa gue atasi dengan sekedar telepon berdering dari Mom atau Santi. Gue benar-benar pengen balik ke rumah dan mulai mencicil semua satu demi satu.

Kalau gue pernah bilang gue pengen kerja di TV, mungkin itu benar. Dulu... tapi sekarang semuanya seperti terbalik. Hahaha... Gue masih pengen kerja di TV, tapi kayaknya gue pengen mengambil dua tahun break dulu. Mempelajari kehidupan dengan cara menikmatinya. Berkarya tanpa memikirkan deadline dan beban apapun. Gue benar-benar pengen pulang. Setidaknya itu pikiran gue sekarang... gue harus memperdalam beberapa bahasa sebelum terbang ke luar negeri. SBS nggak akan menerima orang tanpa kemampuan bahasa Korea kan? Apalagi lulusan S1. Jadi gue akan melanjutkan S2 gue.... paling nggak setelah dua tahun gue merasakan kebebasan tanpa buku dan teori. Setidaknya...

Semuanya di atas itu adalah efek dari quote nya Mike Chang. Besar ya efek film itu? Lalu teori apa yang bisa menjelaskan ini? -______-"

Gue yakin 7 hal yang gue tulis di atas nggak akan membuang waktu gue. Kenapa? Karena gue suka melakukannya XD Mungkin akan sangat berat meninggalkan Depok pada akhirnya ya? Meninggalkan segala mimpi bekerja di Trans TV setelah kuliah. Meninggalkan anak-anak Dongari misalnya? Valdo? Ata? Atau bahkan Nalin? Ah... tapi gue rasa akan sangat menarik cerita ini kalau kita berpisah dulu dan kemudian secara dramatis kita akan bertemu lagi dua atau lima tahun kemudian ketika gue sudah bisa menerbitkan sebuah buku berjudul, "HEAVEN IN LOMBOK" sebuah cerita yang tokohnya gue ambil namanya dari kehidupan nyata gue...

Amin.

Hidup itu adalah pilihan. Gue pernah denger itu dari sebuah iklan atau apa gitu. Sayangnya, ketika lo sedang berstatus mahasiswa dan menjalani semester 5, lo nggak bisa milih untuk mundur karena itu artinya lo menyia-nyiakan 2 tahun yang sudah berlalu sementara 1,5 tahun lagi nggak akan terlalu lama untuk disambut dan diselesaikan. Lo nggak bisa milih untuk tidak mengerjakan tugas MPK karena lo nggak ngerti. Lo nggak bisa milih untuk melakukan apa yang lo suka dan meninggalkan apa yang lo tidak suka. Donna selalu menginspirasi gue tentang hal ini. Keinginan untuk runaway dari rutinitas dan terbang ke LA, NY atau SEOUL. Tapi terkekang yang namanya gelar S1 yang harus di dapatkan.

Hidup memang pilihan. Tapi ketika pilihannya cuma kuliah atau jadi pengangguran, tentu saja pilihan kuliah akan lebih baik.

Hidup memang pilihan. Tapi saat untuk memilih itu terkadang nggak datang setiap waktu. Benar-benar ada saatnya untuk memlilih dan menjalani apa yang dipilih orang tua kita.

Jujur saja, gue nggak ngerti MPK ini dan kalau bisa MPK 2 gue nggak akan ambil. Tapi sekali lagi nggak ada pilihan. Semua sudah ada yang atur. Tapi gue akan berusaha, seperti postingan pertama yang membahas MPK ini. Gue akan berusaha supaya tugas gue selesai dan nggak bermasalah dengan siapapun. Walaupun entahlah... gue rasa tugas yang gue buat nggak sebagus bagus amat (langsung down hahaha bego).

Tora pernah ngetweet begini, "Sebenarnya orang yang ngatain dirinya bego setiap saat itu hanya sebuah alasan supaya ketika suatu saat nantinya dia bertindak bego maka orang-orang akan memaafkannya," 

Well, nggak begitu detail sih bahasanya kayak gitu tapi kurang lebih begitu dan gue rasa itu ditujukan buat gue. Hahahahaha... Tora is my best friend anyway.

Dan kemudian, diakhir postingan ini gue berpikir, andai saja semua tugas semudah menulis blog...


Good night.

Thanks God It's Friday!

GIRLS' BRING THE BOYS OUT!



@ronzzykevin
http://kaoskakibau.tumblr.com

Share:

0 komentar