Lama terbenam dalam gempita dan gemerlap fana Planet EXO, akhirnya hari ini gue kembali menghadapi dunia nyata dan kembali harus berhadapan dengan Dokter Gigi untuk kesekian kalinya. Kalau biasanya gue selalu merencanakan hari pemeriksaan dengan matang, seperti misalnya semalam sebelumnya tidur lebih cepat dari biasanya, tapi hari ini nggak. Hari ini berbeda. Gue tetap tidur terlambat karena kebanyakan minum kopi dan tiba di PKM UI dengan perasaan yang biasa-biasa aja, agak ngantuk, leher pegel sedikit, dan seulas senyum yang sudah disiapkan untuk menyambut dokter gigi yang hari ini lagi-lagi harus berhadapan dengan gigi dan mulut penuh air liur jahanam gue. Karena hari ini masih UTS, anak-anak UI yang datang ke PKM nggak terlalu banyak. Biasanya mereka berlomba-lomba pagi-pagi udah antri di PKM UI. Mungkin kalo UTS, sakitnya libur kali ya... Bisa jadi. Cuma seperti biasa, walaupun gue dapet nomor antrian 01 pagi ini, lumayan lama juga gue nunggu. Hmmm... sekitar lima belas atau dua puluh menit. Gue nggak tahu persisnya kenapa gue harus menunggu selama itu padahal dokter gigi yang satu lagi sudah melayani hampir 3 pasien. Hmmm... Yeah, dokter gigi gue yang satu ini memang istimewa dan lain dari yang lain. Termasuk mungkin memanjakan pasiennya dengan menunggu lumayan lama.
Ngantuk...
Tangan gue tergerak untuk menggenggam wajah dokter cewek yang sedang senyum di cover majalah kesehatan yang disediakan PKM UI. Meskipun nggak pernah update dan wajah itu sudah gue lihat hampir dua bulan terakhir ini, tapi informasi kesehatan yang gue baca tadi (kalo nggak salah tentang Demensia, Kanker Pankreas, Parkinson, dan Ginjal) cukuplah untuk mengupdate ketertinggalan gue dalam segala hal, salah satunya informasi kesehatan. Lima atau sepuluh menit membolak-balik halaman majalah yang pada akhirnya membosankan, akhirnya nama gue dipanggil oleh suster yang biasa menangani gue. Asistennya dokter gigi terkeren sepanjang sejarah: drg. Chandra.