Bonjour, Petite France!

Ya Allah... Hahahaha I'm glad to be back! Belakangan ini gue kayaknya terlalu sibuk dengan dunia sendiri sampai-sampai blog ini jadi prioritas kesekian! Sedih... Kerjaan terlalu menyita waktu dan 24 jam sehari itu ternyata nggak cukup. Berbahagialah kalian yang masih duduk di bangku SMA, SMP (bahkan mungkin SD?????) dan kuliah karena nggak punya kewajiban untuk menafkahi diri sendiri.

Everything is fine, right guys?! Dunia KPop lagi kacau balau banget kayaknya ya? Belum lama ini gue kerja ke Singapura dan denger kabar kalau Minzy udah keluar dari 2NE1. Dan malam ini gue sudah di Jakarta lagi dan Hyunseung keluar dari BEAST. Wah... Wah... Wah... kenapa KPop nggak bikin berita bahagia terus sih macem KaiStal? Kan happy tuh, kalau setiap hari ada dating news. HAHAHAHAHAHAHAHAH

Sebagian dari part ini gue sempat-sempatin tulis di Singapura di sela-sela pekerjaan di sana beberapa pekan lalu. Sialnya nggak sampe selesai. Karena ternyata ketertarikan untuk jalan-jalan dan panas-panasan di sana lebih menarik ketimbang diem di kamar hotel dan ngetik. Hahahaha... maaf... maaf... sisanya gue usahain kelar di Changi Airport juga di hari terakhir, tapi ujung-ujungnya malah tertarik muter-muter terminal 2, ngeliat kebun bunga matahari dan nyobain alat pijit gratisan. DAMN LIFE IS SO BEAUTIFUL JUST BECAUSE KURSI PIJAT GRATISAN AT CHANGI AIRPORT!

Ini sebenarnya Changi apa mall Blok M.

Well, I hope everyone's okay and happy. Di kesempatan kali ini, gue ingin bercerita soal pengalaman gue di Korea yang masih banyaaaaak banget yang belum ditulis. Di episode sebelumnya (tsaaaah berasa drama Korea beneran!) gue sudah menulis soal jalan-jalan ke Nami yang ujung-ujungnya gue jadi tukang foto mendadak. Kali ini, lanjutan sedikit dari tur di Gapyeong, gue mengunjungi satu tempat wisata yang namanya Petite France.
Dah yah... Posting-an ini adalah bagian kesembilan dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, baca dulu beberapa cerita sebelumnya supaya lebih nyambung yuk. Link posting-an sebelumnya ada di bawah ini ya!

1. Jadi Tukang Foto Orang Pacaran di Nami
2. Ngeliat Song Seung Hun Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
3. OMG! Saya Ikutan Press Conference Drama Korea!
4. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju (ALAY BANGET ASTAGA!)
5. Ngegaul Sendiri di Dongdaemun Design Plaza
6. MBC World, Tempat Seru Buat Ngalay!
7. Jangan ke Myeongdong Kalau Nggak Punya (Cukup) Uang
8. Dream Come True: Finally, Seoul!

Walaupun sebenarnya kurang lama, tapi Nami supermenyenangkan! Rasanya nggak mau pulang banget. Perasaannya tuh kayak misalnya suatu akhir pekan gue sedang ada di Bandung, menghabiskan hari dengan random jalan ke sana dan ke sini sendirian (terkadang diselingi dengan nonton lomba cover dance). Dan ketika kembali ke Jakarta perasaannya campur aduk. Can I just stay here a bit longer?
Sadly, no.

Matahari bahkan belum benar-benar terbenam ketika gue, mbak Dian, mbak Swita, mbak Dinda dan mas Aryo akhirnya harus benar-benar mengucapkan selamat tinggal buat Pulau 'Winter Sonata' itu. Hiks... I'M SO SAD, NAMI! WE SHOULD MEET AGAIN SOMEDAY YA! Tapi karena masih ada satu lokasi lagi yang di daerah situ dan pengen kita datengin, mau nggak mau emang harus balik. Tujuan selanjutnya adalah Petite France.

Gue tahu tempat ini dari selebaran yang dikasih mbak Dian sebelum kita berangkat ke Korea. Sama sekali nggak tahu kalau ternyata lokasi ini memang dijadikan tempat syuting beberapa acara TV dan juga beberapa drama Korea. Hihihi... walaupun sudah lama berkutat dengan dunia KPop yang fana ini, masih ada banyak hal yang sebenarnya gue nggak tahu juga. Lebih ke karena malas cari tahu sih. Tapi karena efek acara TV dan drama ini juga akhirnya Petite France meroket popularitasnya di kalangan wisatawan asing maupun lokal. Kalau gue lihat sih sebenarnya asing lebih berasa, karena pas ke sana kebanyakan bukan orang Korea yang sedang liburan di situ.

Ada beberapa wisatawan domestik. Tapi jumlahnya nggak banyak. Yang mendominasi malah orang-orang tua. Beberapa pasangan muda yang bolos kuliah demi pacaran juga menikmati sore jelang matahari terbenam mereka di sana. Hmm... ini suuzon sih. Tapi ya mereka terlihat seperti itu.

Lokasi ini sebenarnya emang pas banget buat pacaran. Bener-bener romantis soalnya. Ya gimana aja Do Min Joon sama Cheon Song Yi yang menginspirasi pasangan-pasangan itu buat ke sini kan.

Ke Petite France dari Nami nggak bisa ditempuh dengan jalan kaki. Tentu saja. Apalagi ngesot. Makin nggak bisa. Tapi kalau kalian siap usus dan otak berceceran di jalan, boleh dicoba. Tapi karena badan gue capek banget, kendaraan umum adalah hal yang paling bijak untuk menuju Petite France ini.

Kami harus naik ferry yang sama dari Nami untuk kembali ke pelabuhan di seberang sana. Kepala gue mendadak muter-muter di tengah-tengah keramaian. Biasanya gini kalau udah capek banget. Butuh tempat bersandar. Walaupun gue seneng banget sama salju dan konsep musim dingin yang selalu digambarkan di film-film, tapi musim dingin kayaknya nggak cocok sama badan gue. Beberapa hari di Korea aja rasanya badan udah pegel banget karena menggotong pakaian tebal. Karena biasanya Jakarta panasnya udah kayak tetanggaan sama neraka. Nerakanya Depok dan Jalan Margonda.

Butuh sandaran banget pokoknya. Makanya pas di ferry gue memutuskan untuk cari tempat duduk yang deket sama "dinding" kapalnya. Tapi nggak dapet karena keduluan sama mas-mas berbadan besar yang mendominasi dua kursi. Karena nggak mungkin gue bersandar di bahunya walaupun terlihat (dan pasti akan terasa) empuk, akhirnya gue hanya bisa sejenak memeluk ransel yang ditaruh di atas paha lalu memejamkan mata. Berharap duduk ini bisa memberi sedikit kekuatan untuk jalan kaki lagi di Petite France nanti. DAMN THESE INSOLES! Kaki nyut-nyutan makin berasa. Sempat ketiduran sebentar karena, yes, gue bisa tidur di mana aja kalau udah kondisi capek begini.

Pengalaman tidur di pasir pas 'Super Show 4' dan trotoar Lapangan D pas 'The Lost Planet' bikin gue tentu saja nggak bermasalah dengan lokasi tidur. Sudah ternoda. Gue hanya tinggal melatih kemampuan tidur berdiri aja ini supaya sempurna sudah ilmu alam.

Setelah ferry menepi dan kita semua turun, ada kabar baik dan ada kabar buruk yang harus kita hadapi. Kabar baiknya, ferry itu menepi dengan selamat dan nggak ada satupun yang tertinggal di Nami. Kabar buruknya, nggak ada sama sekali dari kami yang tahu gimana caranya ke Petite France.

Kamipun meminta petunjuk Allah SWT.

I'm so happy with this journey to Korea because I'm with another dorky sunbaenim-deul yang mau aja diajak pose-pose jahanam macem beginian di tempat umum.
Walaupun gue disuruh jadi guide dalam perjalanan ini tapi gue juga nggak tahu apa-apa soal Petite France. Akhirnya kita semua berada dalam fase bingung. Sempat kepikiran buat naik taksi aja, tapi ada keraguan yang menyeruak (APA SIH BAHASA GUE) di antara kami sehingga akhirnya mutusin buat naik bus aja buat ke Gapyeong Station lagi.

"Nanti dari sana kita naik bus yang hop on/off itu aja gimana?" kata gue memberikan saran. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa gue tawarkan karena gue nggak tahu cara yang lain. Ketika sedang dalam perjalanan keluar dari pelabuhan itu kebetulan bus yang ke stasiun udah nongkrong depan halte. Jadi yaudah kita semua akhirnya naik itu. Tap T-Money dan masuk, nggak sampai beberapa lama kita udah di Gapyeong Station lagi.

Pas sampai di depan Gapyeong Station itulah kita baru tahu kalau ternyata kita tuh bisa naik bus hop on/off dari Nami. BUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAKKKKK SEMPAK NAGA! Ternyata untuk menuju Petite France itu pasti akan lewat Nami. Sejalur dan itu menanjak. Yah... namanya juga pendatang. Udah gitu nggak bisa bahasa Korea lagi. Udah gitu sotoy lagi. Lengkap sudah kehinaannya. Tapi yaudahlah, kita udah sampai Gapyeong Station juga, mau nyesel gimana juga nggak bisa. Setelah bayar KRW 6,000 untuk ongkos bus sampai mabok, kita semua naik dan duduk manis di belakang pak sopir yang sedang bekerja.

Dengan ketusnya.

Sopirnya bapak-bapak tua judes gitu. Nggak terlalu bisa bahasa Inggris dan menurut gue nggak ramah sama sekali. Kayak misalnya dia nggak ngebolehin kita buat masang gelang tiket kita sendiri karena takut gelang itu akan disalahgunakan (dikasih ke orang lain yang nggak bayar) yang akhirnya membuat dia makein gelang semua penumpang satu per satu. Ya kan makan waktu banget.

Jadi pas itu gue mau pasang sendiri dan sengaja gue set untuk dipasang longgar aja gitu jadi nyaman. Eh si bapak marah-marah dan langsung narik tangan gue terus makenya kenceng-kenceng banget. Buset. Dan itu nggak cuma gue aja yang dimarahin. Hampir semua penumpang yang melakukan hal sama juga diomelin sama dia. Duh, karena badan gue udah lelah banget, akhirnya yaudah pasrah aja. Abis ini gue bakalan lanjut tidur aja.

Dari Gapyeong Station ke Petite France (beneran lewat Nami dan gue sama mas Aryo ketawa-ketawa aja karena kita tadi harusnya nggak naik taksi pas ke Nami, mending bus ini aja. Dan dari Nami gak usah balik lagi ke Gapyeong Station tapi nunggu aja di sana) lumayan jauh ternyata.

"Untung nggak pake taksi loh ya!" kata mas Aryo. Karena nggak cuma jauh, dari Gapyeong Station ke Petite France itu naik bukit terus jalannya berkelok-kelok bikin mabok. Kalau lo pernah ke Berastagi dari Medan naik bus, ya kayak gitu kira-kira. Tapi nggak lebih parah dari Pusuk Pass di Lombok kok. Yang ini bener-bener naik dan curam banget gitu. Karena jalanan yang berkelok-kelok itu bikin gue jadi agak mual. Makanya gue paksain buat tidur aja.

Entah persisnya jam berapa kita cabut dari Nami, yang jelas ketika sampai di Petite France matahari sudah hampir terbenam. Jadi sebentar lagi gelap. Dan seharusnya Petite France memang lebih terasa oke kalau malam hari karena banyak lampu-lampu. Turun dari bus, salah satu dari kita (TEBAK SIAPA?! HAHAHAHAHHA) muntah-muntah karena jalan yang parah banget itu. Setelah menghabiskan sebagian isi perutnya di pinggir jalan kitapun masuk Petite France.


Ongkos masuknya sekitar KRW 8,000 - KRW 10,000. Sebelum masuk, pastikan untuk selfie dulu di depan logo Petite France-nya soalnya itu lucu banget dan ikonik menurut gue (foto teratas di posting-an ini). Cuekin aja banner gede yang ada gambar 'Kau yang Berasal dari Bintang', 'Secren Garden' sama 'Running Man' yang ada di depan juga. Karena itu biasa banget dan tinggal print doang. Hahaha... jelas manajemen Petite France nggak mau kelewatan buat menjadikan acara-acara TV populer itu sebagai pembantu promosi mereka juga.

Pintu masuk Petite France agak menanjak. Well yeah, sebenarnya seluruh jalan setapak yang ada di sini menanjak. Karena sekarang posisi kita sendiri lagi di atas kawasan perbukitan. Kalau ngeliat ke utara deretan pohon-pohon tinggi di tebing dan hutan-hutan. Di barat matahari sudah hampir tenggelam dan suasana sore itu bener-bener bikin bahagia banget. Baru masuk ke pintu depan aja udah kagum banget sama tempat ini. Ini sih semacem lokasi yang ada di khayalan lo ketika masih anak-anak banget!

Gue nggak berenti ber-WHOAAAA WHOAAAAA ketika baru aja masuk. Karena pemandangan pertama yang gue lihat adalah bangunan warna-warni yang ada di kaki-kaki bukit jadi ada yang rendah, ada yang tinggi. Imajinasi kanak-kanak gue mendadak menyeruak ke permukaan. Yang pertama kali teringat adalah cerita 'Gadis Penjual Korek Api'. Padahal maskot Petite France ini kan sebenarnya 'The Little Prince' yang jadi judul album-nya Ryeowook itu. Tapi karena gue belum pernah baca dan nonton filmnya, jadilah nggak bisa membayangkan syal-nya yang menjuntai dan terbang-terbang tertiup angin itu. Makin gelap hari itu jadi dingin banget ANJIRRRR JELANG MALAM KOREA MAKIN PARAH DINGINNYA. Angin sih yang harus banget diblokade karena bikin pengen cepet-cepet masuk bus lagi dan diem aja di sana sampai adzan subuh.


Petite France ini sebenarnya luas banget. Tapi sayangnya kita nggak punya cukup banyak waktu untuk eksplor lebih dan lebih. Mengingat kita sampai di sana juga udah sore, jadi sebelum benar-benar gelap kita harus sudah kembali ke Seoul. Pertama, karena barang-barang kita masih di Lotte Hotel Seoul. Kedua, karena besok ada beberapa di antara kami yang harus balik ke Indonesia. Ketiga, karena gue juga harus check in ke hostel yang gue booking di kawasan Hapjeong, dekat Hongdae. Jadilah waktu yang singkat di Petite France itu kita manfaatkan sebaik mungkin.

Tentu saja kita harus foto-foto. Hahaha... rasanya pengen nangis kalau inget gimana repotnya buka sarung tangan, keluarin kamera, foto, kalungin kamera, pasang sarung tangan lagi, dan seterusnya. Dinginnya udara hari itu bikin nggak fokus ngapa-ngapain kecuali gemeteran. Sesekali juga bibir perlu dikasih lip balm karena kalo nggak, fotonya bakalan keliatan kayak manusia nggak minum enam belas hari. Bibirnya pecah-pecah. Belum lagi ekspresi wajah nggak pernah beres karena dingin dan capek. Muka udah butek banget pokoknya. Setiap lima belas menit sekali wajib kepengen pipis karena dingin. Tantangan banget nahan pipis sambil bergaya pas di foto.

Gue memanfaatkan momen sejenak untuk berdiri di tengah-tengah Petite France dan melihat gedung-gedung warna-warni yang bener-bener menggambarkan khayalan masa kecil gue banget itu dan memaksa kepala gue untuk masukin setiap detailnya ke long term memory. Noleh ke kiri dikit ada kafe dan toko souvenir, noleh ke belakang ada semacem teater terbuka gitu, di depan agak ke kanan ada standee Do Min Joon sama Cheon Song Yi yang siap diajak foto-foto alay.


Konsep tempat ini bener-bener bagus banget. Orang-orang ini tau banget gimana bikin wisatawan yang haus akan oppa eonni nuna dan hyung ini untuk datang dan leyeh-leyeh sambil ngayal adegan-adegan di drama Korea kesukaan mereka. SEBEL BANGET, TAPI SAYANG! (to be honest if you haven't go to FarmHouse Lembang, YOU SHOULD GO LIKE RIGHTAWAY BECAUSE FOR ME FARMHOUSE IS KINDA LIKE PETITE FRANCE!)

Gue nggak mau membiarkan diri gue terlalu larut dalam kegalauan tanpa pasangan karena di sekeliling gue banyak sekali orang yang lagi pacaran (bahkan kakek-kakek pun menggandeng nenek-nenek dengan romantisnya). Akhirnya yasudah, tur singkat di Petite France pun dimulai. Walaupun, ya kemana pun lo melangkah, pasti akan ada orang pacaran sih.

"Sesungguhnya yang mendekati zina itu tidak disukai Allah SWT."

Mungkin awalnya agak menyesal kenapa sampai di Petite France terlalu sore. Tapi ternyata penyesalan itu terbayar karena berarti lampu-lampu yang ada di sana akan dinyalakan semua. Di sebelah kiri dari plaza ada sebuah terowongan yang sebenarnya biasa aja sih anjir nggak ada istimewa-istimewanya, tapi karena ditata dengan rapi dan dikasih lampu terus lampunya dinyalain, sedikit hiasan bunga-bunga, standee si Pangeran Kecil dan juga ornamen-ornamen bola-bola khas yang dipasang di pohon natal bikin itu terowongan jadi menarik aja buat di foto. Dan fakta bahwa ini ada di Korea juga bikin terowongan nggak penting ini jadi makin bikin meleleh. SEBEL GAK SIH SAMA KOREA!?


Ekspresi muka gue udah nggak jelas banget ketika gue minta mbak Dinda (atau mbak Swita deh) untuk fotoin gue di sana. Topi musim dingin penyelamat kehidupan dan harga diri itu membuat gue terlihat seperti orang-orang gunung. Yah... daripada mati konyol.

Eh, gue udah bilang belom, kalau lagu-lagu berbahasa Prancis diputar terus di sini? Iyak! Bikin suasananya makin kayak di negeri dongeng. Makin pengenlah peluk-pelukan bersama kekasih.

Astagfirullah.

"Sesungguhnya yang mendekati zina itu tidak disukai Allah SWT."

Keluar dari terowongan nggak penting tapi bikin ngiler buat foto itu kita memilih untuk mendaki. Menuju ke bagian belakang geudng-gedung warna-warni yang tadi kita lihat di bawah. Di atas anginnya makin kenceng, tapi yang pasti pemandangannya pun nggak akan rugi untuk dilihat. Dan bener aja, makin naik ke atas, suasana dunia dongengnya makin terasa. Kenangan akan masa kecil gue yang sebenarnya nggak oke-oke banget tapi ngangenin mendadak keluar di kepala. Ada yang salah teken tombol di dalam sana nih kayaknya. Hahahaha (ala-ala Inside Out).


Ornamen-ornamen natal bikin suasana di sana jadi beda dan jadi berasa di luar negerinya. Lampu-lampu juga bikin pemandangan makin oke aja. Intinya sih kalo ke sini siapin memory card kosong aja karena setiap pojok lokasi pasti bakalan pengen foto, foto dan foto. Bahkan dinding aja bagus. Bahkan jalan setapak aja bagus. Bahkan baliho buat nutupin jurang aja bisa jadi background foto yang lucu.

Kalau usia gue masih 5 sampai 12 tahun mungkin gue akan sangat bahagia kalau diajak ke Petite France. Sekali lagi, tempat ini bener-bener diciptakan buat anak-anak sebenarnya. Banyak sekali hal-hal lucu yang anak-anak banget! Rumah Orgel misalnya, gue sempat masuk dan itu di dalemnya lucu banget berasa lagi ada di rumah kue di dalem hutan di kisah Hansel & Gretel. Ya sekali lagi pokoknya kalau lo tumbuh besar membaca kisah-kisah dongeng klasik, maka tempat ini diciptakan buat lo. Dijamin nggak akan bosen!


Idealnya, kalau menurut gue, jalan-jalan di tempat ini bisa selesai dalam waktu 2 - 3 jam. Yah, maksimal 4 jam mungkin kalau misalnya lo bergerak terlalu lambat dan tipikal orang yang capek banget kalau mendaki. Kalau aja gue dateng lebih awal, mungkin semua lokasi akan bisa terjamah.

Gue nggak mau bilang kalau musim dingin bukanlah waktu yang pas untuk datang ke sini. Tapi menurut gue, kalau misalnya datangnya di musim semi mungkin akan lebih menyenangkan karena hangat. Tapi, musim dingin dan suasana natal yang identik dengan lampu-lampu lucu membuat Petite France jadi semakin berasa romantis. Bukan dalam artian "pacaran", tapi romantis aja mengenang masa kanak-kanak di sini. Tapi emang harus tahan banget sama dinginnya.


Bahkan setelah berbulan-bulan berlalu sejak kunjungan pertama gue ke Petite France gue masih bisa mencium campuran aroma kopi dari kafetaria di pojokan, angin dingin musim dingin, dan mendengar suara musik dan lagu berbahasa Prancis yang diputar di tempat ini. Ketika tiba waktunya untuk pulang, jalanan sepi di depan Petite France sudah mulai tidak tampak karena matahari makin menghilang. Tapi pemandangan dari sana, menuju ke laut yang ada di kejauhan bagaikan lukisan alam yang tidak terlupakan.


À toute à l'heure, Petite France!


[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Share:

0 komentar