• Home
  • Explore Blog
    • K-Pop
    • EXO
    • Concert Experience
    • GMMTV's The Shipper Recap
    • Film
    • Self Reflection
    • My Trips!
      • New York Trip
      • Seoul Trip
      • Bangkok Trip
      • London Trip
  • Social Media
    • YouTube
    • Twitter
    • Instagram
    • Facebook
    • Email Me
  • My Podcasts
    • Podcast KEKOREAAN
    • Podcast ngedrakor!
  • NEW SERIES: 30 and Still Struggling
kaoskakibau.com - by ron
Posting-an ini adalah bagian kedelapan dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, baca dulu beberapa cerita sebelumnya supaya lebih nyambung yuk. Link posting-an sebelumnya ada di bawah ini ya!
1. Ke Lokasi Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
2. Pengalaman Pertama Ikut Press Conference Drama di Korea
3. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju
4. Minggu Malam (Sendiri) di Dongdaemun Design Plaza
5. Sesi Foto Alay di MBC World
6. Monyong-monyong di Myeongdong
7. Finally, Seoul!

Seoul lagi dingin-dinginnya. Iyalah, orang udah mulai masuk musim dingin, ya gimana. Setelah dua hari berada di Seoul gue akhirnya tahu, bagaimana rasanya berada di negara dengan empat musim. Bagaimana rasanya berdiri di tengah udara dengan suhu 0 derajat. Bahkan sempat merasakan suhu minus juga pas ke Gangneung di rest stop Pyeongchang. Semuanya adalah berkah Allah SWT dan doa bunda yang tiada putus-putusnya.
"MOOOOM!!!!! AKU KE KOREA GRATIS!!!!!!!!!!"
Gue inget di hari ketika gue ngasih tahu ke nyokap kalau gue akan ke Korea, ekspresinya di telepon terdengar sangat senang walaupun nggak seheboh gue. I know she always pray for me even if I didn't ask. Karena kata Rhoma Irama, doa ibu tuh emang paling manjur. Makanya hari itu gue pun meminta nyokap untuk berdoa satu aja.
"Ya sekali-sekali gitu doainlah anaknya bisa ketemu Kim Jun Myeon sambil ngopi Amerikano di pinggiran Han River, Mom."

"Kim Jun Myeon itu siapa?"

"Lupain aja Mom."
Malam setelah semua jurnalis undangan Oh!K Channel selesai transkrip wawancara Song Seung Hun dan Lee Young Ae di salah satu meeting room Lotte Hotel Seoul, gue, mbak Swita, mbak Dinda dan salah satu jurnalis dari Malaysia main-main ke Myeongdong. Dan di situlah gue baru memutuskan untuk membeli syal dan juga topi bulu-bulu yang diobral di pinggiran Myeongdong sana. Karena besoknya gue mau ke Nami.

Friendly reminder: SUPERLONG POST!
'The EXO'luXion' Serpong adalah konser EXO kedua gue setelah 'The Lost Planet in Jakarta' 2014 dan 'The EXO'luXion in Singapore' Januari 2016 kemarin. Ada 101 momen yang terjadi, dalam hidup saya untuk lebih spesifiknya, sebelum konser, saat konser, dan setelah konser.

50 momen sudah gue tulis di bagian satu dari tulisan ini. Klik di sini untuk membaca sebelum melanjutkan ke 51 momen selanjutnya.

Fasten your seatbelt again and lets go!
(friendly reminder: SUPERLONG POST!)


Semua EXOfansyorobun pasti nungguin konser EXO di Jakarta. Jelas. Nggak semua orang bisa nonton ke luar negeri kan. Gue pun kalo kemaren nggak dapet tiket gratisan nonton di Singapura (dengan mengorek-ngorek celengan untuk tiket pesawat dan bayar penginapan) juga pasti nggak akan mau nonton di luar Jakarta.

Ada perasaan yang beda aja gitu kalo nonton di negeri sendiri. Setidaknya, gue bisa alay sampai level maksimum kalo konsernya di negeri sendiri.

Ada kekhawatiran gue pribadi soal EXO yang nggak akan mampir ke Jakarta untuk 'THE EXO'luXion' ini sebenarnya. Makanya pas dapet tiket di Singapura langsung diterima dengan lapang dada. Walaupun toh akhirnya confirmed juga.

Sehari.

Dan itu pasti datang hari ini pulang besok.

Ya lo pada jangan heran kalo mereka nggak ada momen menyenangkan yang bisa di-share di media sosial masing-masing. Orang datengnya aja udah kayak kutu loncat. Nggak bijaklah heboh-heboh marah ke mereka karena nggak nge-post tentang Indonesia. Karena mungkin pada kenyataannya Indonesia nggak semenarik itu buat di Instagram-in.

#EA #SIAP #DIBACOK #KOMANDAN!

But that is the sad truth about the concert. Jakarta cuma jadi persinggahan sesaat saja. Beda sama negara lain yang mereka bisa jalan-jalan dulu. Foto-foto dulu di Times Square. Happy-happy dulu di Marina Bay Sands. Ya kita apa sih? Cuma sekedar pangsa pasar besar untuk menambah pundi-pundi duit mereka doang.

#EA #SIAP #DIBACOK #LAGI #KOMANDAN!

Tapi terima aja. Yang penting kan mereka ke sini. Dan mereka akan tetap ke sini karena mereka cinta dengan uang kita. Tenang aja. Asal kalian siap lagi aja dibilang alay sama stand up comedian yang kemaren masuk AllKPop.

(emotikon menangis sambil tertawa)

Anyway, ketika membaca judul posting-an ini apa yang terpikir di kepala kalian? Dalmatians? Panduan nonton konser? Panduan membuat fanboard? Atau Ron yang lagi-lagi cerita random soal pengalamannya nonton konser?

Bisa jadi semua itu benar. Tapi kalau kalian baca posting-an ini dan berharap gue akan merangkum semua momen dan kejadian di atas panggung 'THE EXO'luXion' Serpong, 27 Februari 2016 kemaren, silakan duduk manis di pojokan sambil memeluk lutut.

Because that won't happen. Sorry guys.

Men, gue bukan fanbase!

Tapi, kalau kalian datang lagi ke blog ini, mengklik link dari Twitter gue dan membawa kalian ke posting-an ini, lalu membacanya sampai habis hanya karena kalian sudah jatuh jauh ke perangkap bau gue (yehet!) dan terpesona dengan setiap kalimat-kalimat gue (MUNTAHET!), sini gue ciyum satu-satu!

Di bawah ini adalah 101 hal yang terjadi [DI KEHIDUPAN SAYA] sebelum - saat - dan sesudah konser 'THE EXO'luXion' di Serpong:

Fasten your seatbelt, and let's go!
Halo hehehehe Apa kabar? Semoga baik-baik saja. Hehehehe Sebelum lanjut membaca posting-an ini, izinkan saya untuk minta maaf dulu kepada semua pembaca setia blog ini--yang belum punya nama bagaikan fans EXO di dua tahun lamanya--karena saya mendadak menghilang dari blog selama beberapa waktu. Bukan... bukan karena saya lupa password blog saya. Tapi karena saya hanyalah manusia biasa yang hanya bisa berencana tapi Tuhan juga yang menentukan.

(Duduk di antara dua sujud)

Belakangan ini kondisi badan saya benar-benar aneh! Seaneh itu sampai-sampai kalau saya berbaring sedikit maka saya akan tidur selama dua sampai tiga jam! Sebel! Kalau malam ngantuknya luar biasa, kalau pagi makin luar biasa. Kalau siang akhirnya cuma bisa tidur di kursi di depan meja kerja. HAHAHAHAHAHAHAAHHAA Alhamdulillah kantor saya masih boleh tidur siang selama pekerjaan selesai dengan baik.

Tapi karena jam tidur yang mendadak muncul di kantor itulah yang membuat saya pada akhirnya harus pulang telat dari kantor juga. WKWKKWKW Duh lah, Februari ini benar-benar penuh tantangan. Mungkin karena efek Tahun Kabisat.

(Apa)

(Nyalahin Tahun kabisat)

Belakangan gue banyak mikir soal bagaimana gue bisa mengejar target menulis di blog ini sambil mengejar target menulis untuk kantor dan mengejar target menulis untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya. Tapi ternyata terlalu banyak berpikir membuat gue nggak bergerak. LOL Malah kebanyakan wacana. Jadi ya gue akan kembali ke prinsip hidup gue sebelumnya: makan nggak makan yang penting ngeblog tetep jalan.
Dan ya, posting-an ini adalah bagian ketujuh dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan baca cerita sebelumnya di sini. Perjalanan ke Gangneung terlalu panjang untuk dijadikan satu bagian, jadi akan saya bagi tiga dan ini bagian yang terakhir. Salam BaekYeon Shipper!

Kalau yang baru kenal kaoskakibau, baca dulu yuk, klik judul part lain di bawah ini sebelum masuk ke part ini:

1. Finally, Seoul!
2. Monyong-monyong di Myeongdong
3. Sesi Foto Alay di MBC World
4. Minggu Malam (Sendiri) di Dongdaemun Design Plaza
5. Ke Gangneung [Part 1]: Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju
6. Ke Gangneung [Part 2]: Pengalaman Pertama Ikut Press Conference Drama di Korea

Posting-an ini adalah bagian keenam dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan klik di sini untuk baca cerita sebelumnya. Perjalanan ke Gangneung terlalu panjang untuk dijadikan satu bagian, jadi akan saya bagi ke beberapa bagian. Klik di sini untuk baca bagian pertama. Peace, Love, and Gaul!

Sebenarnya gue nggak mau melanjutkan perjalanan hari itu dan pengen stay aja di rest stop bersama salju dan berkhayal berbicara dengan Olaf. Ah... HAHAHAHAHA... mumpung lagi di Korea nih, kalu ngomong sendiri pake bahasa sendiri kan nggak ada yang ngerti. Apalagi di kawasan yang jauh dari Seoul gitu. Paling banter dibawa ke kantor polisi. Kalau beruntung bisa ketemu artis lagi wamil jadi polisi.

Makin nggak jelas khayalannya.

Singgah di rest stop emang nggak terlalu lama. Tapi pertemuan pertama dengan salju itu membekas banget di hati. Walaupun gue pengen lama-lama aja di sana, tapi mengingat udaranya yang sangat dingin dan bikin menggigil itu jadi gue nyerah aja. Yuk lanjut lagi perjalanan ke kerjaan hari ini.
Kalau gue nggak salah inget, sekitar November 2015 kemaren, SM Entertainment udah ngumumin kalau mereka akan fokus buat pengembangan game yang terinspirasi dari bagaimana sebuah boyband terbentuk. Mulai dari merekrut trainee, ngejalanin training, sampai akhirnya muncul produk boyband-nya. Untuk itu, SM pun lalu meluncurkan SM Rookies Entertainment. Mereka nyebutnya game Social Producing, yang kemudian mereka klaim sebagai yang pertama di dunia.

Secara singkat gue jelaskan ulang, game ini adalah menciptakan sebuah boyband. Tapi untuk itu, kita harus menjalani semua proses yang gue tulis di atas: recruiting, training, kemudian producing. Tagline-nya 'A Star Made By Me', jadi literally memang game ini akan membuat kita merasakan seperti apa jadi Lee Soo Man. Detail lebih jelas untuk latar belakang game bisa dibaca di sini: Apa Itu SM Rookies Entertainment?


Nah, yang belum gue jelasin di situ adalah bagaimana hubungan game SM Rookies Entertainment ini dengan NCT (New Culture Technology), boyband baru SM Entertainment yang akan debut di tahun 2016. Secara sederhana gue menyimpulkan bahwa konsep NCT ini:

1. Punya 40 trainee yang akan dijadikan member beberapa boyband,
2. Beberapa boyband ini akan debut di beberapa region yang berbeda yaitu di Korea, Jepang, Tiongkok, Amerika Latin dan *DRUM ROLL PLEASE* ASIA TENGGARA!
3. Boyband-boyband ini akan dibentuk dengan jumlah member yang tidak fix. Artinya, akan ada member yang ditambahkan, akan ada member yang dioper ke sub-unit lain.

Contoh sederhana: Jaehyun, Doyoung, Taeyong, Hansol, Johnny (misalnya) debut sebagai sub-unit pertama di Korea dan Jepang. Kemudian mereka aktif di sana. Lalu, sub-unit kedua debut di Tiongkok. Ternyata di Tiongkok banyak yang suka sama Jaehyun. Jaehyun bisa aja dioper juga ke sub-unit Tiongkok.

Contoh kedua: Ten misalnya akan didebutkan di Korea juga sama lima orang yang namanya udah gue sebutin di atas. Kemudian SM mengumumkan sub-unit ketiga NCT yang akan aktif promosi di Thailand. Bisa aja Ten dioper ke sub-unit ketiga karena dia dari Thailand supaya menarik fans lokal lebih banyak.

Kira-kira kayak gitu. Jadi bukan boyband yang anggotanya 40 orang dan tampil sama-sama 40 orang. Gue juga ragu sih mereka akan bikin big performance kayak gitu. Paling buat di awal aja. FYI akan ada kemungkinan mereka debut dengan lagu yang sama tapi bahasa yang berbeda. Tapi yang ini kita tunggu aja nanti gimana.

Terus hubungannya NCT sama game ini apa? Jadi, kalau menurut gue, game ini bisa dibilang sebagai tempat survey juga buat SM Entertainment. Sebenarnya, formasi seperti apa sih yang paling pengen dilihat sama fans? Siapa aja sih yang harus gue masukkan ke dalam sub-unit A, siapa aja yang harus gue masukkan ke dalam sub-unit B? Jadi SM bener-bener pengen tahu fans tuh maunya apa. Lewat game ini, kita kan bisa bikin grup sesuai kemauan kita tuh (sebagai goal akhirnya). Nah dari situlah SM akan menilai.

Analisa gue sih. Bisa aja nggak bener. Hahahaha

Selain juga memang SM Rookies Entertainment ini mengajak kita untuk lebih intens dan dekat lagi dengan para member SM Rookies sebelum mereka debut dan dipisah-pisah sebagai sub-unit. Intinya supaya kita tetap put our eyes close to them dan menjaga "keintiman" dengan masing-masing member (KARENA KAN BANYAK BANGET NIIIIII MEMBERNYA).

Ya kurang lebih demikian.

Terus gimana cara mainnya? Skrol terooosss!


Gue termasuk orang yang suka banget belanja dan nggak akan bosen kalau nemenin orang lain belanja. Tapi permasalahan terbesar gue adalah kalau belanja, gue mikirnya suka lama. LAMA BANGET KAYAK YANG TOKO UDAH MAU TUTUP TERUS GUE BELUM MUTUSIN APAKAH GUE AKAN BELI ATAU NGGAK INI BARANG. Padahal sebenarnya barang itu udah gue pengenin banget, tapi ketika udah ada uangnya, terus udah sampe di tokonya, pikiran-pikiran sampah kayak "Apa iya lo butuh?" "Apa iya ini berguna?" "Bisa loh duitnya disimpen buat beli yang lebih berfaedah!" suka muncul di kepala gue. Yang akhirnya, walaupun gue sudah berdiri lama di toko sampai jelang tutup, gue pun nggak jadi beli itu barang.

SEBEL.

Suatu hari misalnya gue sama Dito iseng masuk sebuah department store di sebuah mall dan kita sama-sama tertarik sama beberapa t-shirt yang kayaknya kok lucu dan juga murah. Ada juga yang buy 1 get 1 gitu. Menarik deh pokoknya buat dibeli. Udah nih, muter-muter di toko, milih-milih kayak hampir 1,5 jam. Setelah mutusin mau ke kasir, akhirnya malah nggak jadi karena alasan yang nggak jelas.

MAKIN SEBEL.

Kayak sebelum gue berangkat ke Seoul kemarin (baca beberapa cerita yang sudah gue post di sini) gue sudah punya itinerary ke Namsan Tower (belum gue tulis ceritanya hahahah). Otomatis kalau udah mikirin Namsan, pasti akan kepikiran sama Huang Zi Tao gembok dong. Karena kan di sini orang-orang pada buang-buang gembok dengan harapan-harapan manis ala drama Korea. Palsu sih, tapi gue juga penasaran. Akhirnya karena kata temen gue barang-barang di Korea itu lebih mahal harganya daripada di Indonesia, gue pun memutuskan untuk beli gembok dulu sebelum berangkat.

Berdirilah gue di salah satu supermarket di kawasan Blok M. Di depan deretan gembok-gembok berbagai ukuran. Ada yang superkecil sampai yang besarnya kayak telapak tangan Suho ada. Padahal udah jelas-jelas nih, dari kosan mikir akan beli gembok dan gue akan butuh, tapi tetep aja berdiri di situ bisa satu jam. Nggak cuma buat nentuin mau beli gembok yang harganya Rp 30 ribu atau Rp 17 ribu. Tapi mikir apakah emang gue butuh gembok ini atau nggak sih? Sepenting apa sih masang gembok di Namsan? LO YAKIN MAU PASANG GEMBOK PADAHAL LO NGGAK PUNYA PASANGAN? 

Bangke. 

Setelah satu jam lebih lima belas menit berkutat dengan pikiran-pikiran semacam itu, akhirnya gue beli juga.

Sekarang kelemahan gue nggak cuma ngeliat Irene sama Park Bo Gum doang. Tapi juga ngeliat barang-barang yang dipajang di situs belanja online. Apalagi kalau buka apps-nya di handphone tuh kayaknya semua pengen di klik dan masukin keranjang. Belakangan ini hobi gue sebelum tidur adalah scrolling itu apps belanja online dan masukin semua barang yang gue suka ke whistlist. Di beli? Nggak. Cuma menuruti nafsu dan hasrat belaka. Sama kayak window shopping.

Sepanjang tahun 2015 kemaren, ada beberapa item yang akhirnya gue putuskan untuk beli, just because I can't hold this feeling inside my heart (halah). Dan kalau mau di list, ini dia:

Posting-an ini adalah bagian kelima dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan baca cerita sebelumnya di sini. Perjalanan ke Gangneung terlalu panjang untuk dijadikan satu bagian, jadi akan saya bagi ke beberapa bagian. Peace, Love, and Gaul!

Waktu kecil, gue selalu iri sama apa yang anak-anak lain punya, tapi gue nggak punya. Pernah nggak sih, lo ngerasa bete sama orangtua lo karena anak tetangga lo bisa punya Nintendo seri terbaru sementara lo bahkan sekedar GameBoy aja nggak punya? Game console yang pernah gue punya pas kecil paling banter cuma Tetris. Itu aja udah syukur, masih bisa denger umpatan "Bego lu!" kalo misalnya salah-salah pas lagi main.

Nggak pernah punya game console bikin gue cari pelarian ke hiburan yang lain. Gue jadi suka baca-baca buku cerita gitu, yang berujung bikin gue jadi suka ngayal. Tapi gue bersyukur, karena dengan ngayal, paling nggak gue bisa sedikit kabur dari segala penolakan dunia sekitar karena gue nggak bisa main bola atau karena gue nggak bisa nerbangin layangan. Gue bisa bikin dunia baru yang nggak diketahui orang-orang, dan nggak ada orang jahat yang bikin gue takut buat masuk kelas kayak pas SMA misalnya.

Emaap curhat.

Kebanyakan buku cerita yang gue baca adalah kisah-kisah dongeng Eropa. Kesukaan gue sama cerita-cerita dongeng ini kemudian memperkenalkan gue pada film-film kartun Disney. Yang mana kebanyakan pemeran utamanya adalah Princess. Kecuali Aladdin. Dan Simba. Tapi ya, masa kecil gue memang diisi dengan 'Beauty and the Beast', 'Little Mermaid' dan 'Lion King'. Sambil sesekali melakukan reka adegan ketika Ariel nyanyi di atas batu di pinggir pantai setelah dia menyelamatkan Erik kemudian deburan ombak pecah di belakangnya. Atau adegan ketika Rafiki mengangkat Simba tinggi-tinggi di Pride Rock pas dia baru lahir kemudian para binatang bersorak.

Kucing gue jadi Simba, gue jadi Rafiki (KENAPA MALAH GUE MILIH JADI BABON SIH) kemudian temen-temen gue jadi binatang yang lain. Alhamdulillah masih punya temen. Sebenarnya sih sepupu.

Astagfirullah...

Di banyak film kartun (dan film-film Natal yang diputar di TV) yang gue tonton pas kecil, ya selain Ariel dan Simba, hampir selalu ada adegan-adegan di musim dingin. Nah, kalo udah musim dingin biasanya pasti ada salju. Kalau udah ngeliat salju biasanya pelampiasannya adalah kulkas. Membuka freezer dan kemudian menggerus bunga es yang ada di dalam freezer. Di taruh di tangah, dibikin bola-bola kecil, dimasukin ke mulut, ditaruh di kepala, atau iseng dimasukin ke baju temen di bagian belakang. Demi untuk merasakan sensasi salju yang secara takdir tidak pernah turun di Indonesia.

Belum pernah turun. Sampai sejauh ini.

Om, tante dan dua orang sepupu gue pernah menghabiskan beberapa tahun di Australia. Suatu ketika gue liat foto mereka sedang ada ditengah-tengah salju dan main-main salju, rasa iri berlebihan itupun kembali timbul.

"GUE JUGA MAU MAIN-MAIN SAMA SALJU!"
Posting-an ini adalah bagian keempat dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan, setelah selama bertahun-tahun hanya jadi khayalan babu. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan baca cerita sebelumnya di sini.

Oke, pertama-tama maafkan daku karena sudah sekip nulis cerita perjalanan ke Seoul ini akibat ngalay di Singapore dua (apa tiga?) minggu yang lalu (baca selengkapnya di sini). Padahal plot dari posting-an ini sudah kepikiran bahkan sebelum menginjakkan kaki di Singapore Indoor Stadium. Tapi baru bisa nulis sekarang.

Cut the crap. Let's continue the story!

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hey, It's Me!



kpop blogger, kpop podcaster, social media enthusiast, himself


Author's Pick

Bucin Usia 30

Satu hal yang gue sadari belakangan ini seiring dengan pertambahan usia adalah kenyataan bahwa gue mulai merasakan perasaan-perasaan yang ng...

More from My Life Stories

  • ▼  2024 (5)
    • ▼  Maret (2)
      • Menjadi Dewasa yang Sebenarnya
      • I Know..., But I Dont Know!
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2022 (12)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (16)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (49)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (36)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2015 (44)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2014 (34)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2013 (48)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (98)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (101)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (25)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (53)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (17)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (7)

Podcast ngedrakor!

Podcast KEKOREAAN

#ISTANEXO

My Readers Love These

  • 'Sexy, Free & Single' Music Video: Review Saya!
  • Are You Ready for Your SM Global Audition Jakarta?
  • EXO CHEN! Siapa Member Lainnya?
  • Final Destination 5: REVIEW!
  • EXO MAMA MV: Review Saya! [PART 1]
@ronzzyyy | EXO-L banner background courtesy of NASA. Diberdayakan oleh Blogger.

Smellker

Instagram

#vlognyaron on YouTube

I Support IU!

Copyright © 2015 kaoskakibau.com - by ron. Designed by OddThemes