Lumayan lama juga sejak terakhir kali posting soal Super Junior, kayaknya malem ini bakalan ngebahas soal Super Junior lagi, secara ini kan promosi Album kelima mereka belum kelar dan bahkan untuk versi C nya baru mulai, jadi kalo dibahas lagi kayaknya wajar lah ya :D Buat yang kemaren nggak sempat baca postingan tentang Super Junior yang sebelumnya, tenang aja, ini gue kas lagi link nya kalau emang males nyari:
- Super Junior 5Jib Mr. Simple Teaser Image and Review
- Super Junior 5Jib Mr. Simple Music Video Teaser
- Super Junior 5Jib Mr. Simple: Album Terakhir?
- Super Junior 5Jib Mr. Simple: Illuminati, Pemuja Setan, Yahudi, Freemason?
Tinggal klik dan baca deh supaya mungkin nyambung sama apa yang nanti bakalan dibahas berikutnya. Hehehe... You can freely take out any pictures on it without credit. Tapi kalo emang masih ngaku manusia, haruslah ngasi credit yah. Tapi gak juga gak maksa kok. Yang penting pesan dari postingannya sampai ke kalian. #sokbijak
Nah nggak lama ini, MV baru dari rangkaian promo 5Jib Super Junior keluar. Judulnya sih agak-agak nggak ngenakin yah, soalnya mirip sama nama artis Indonesia yang dulu gue agak anti banget walaupun sekarang entah kenapa dia makin cantik aja: ACHA (nggak pake SEPTRIASA please...) YAK! Itu dia. Jadi Acha ini adalah album repackaged dari 5Jib Super Junior yang awalnya berjudul Mr. Simple itu loh! Nggak jauh beda sama lagu Mr. Simple, ACHA juga menawarkan sesuatu yang berbeda dari Super Junior. Apa itu? Coba deh simak dulu ini MV nya biar nggak penasaran.
Rasanya nggak adil kalau misalnya kita selalu menempatkan diri kita dalam posisi yang selalu salah. Rasanya memang sesekali, kita boleh dong menganggap diri kita benar, bukan? Yeah, hati butuh itu, sebuah perasaan di mana puas sekali rasanya ketika menjadi benar. Bebas dari rasa bersalah dan mengalah. Sebuah penghargaan yang pantas kali ya buat hati yang selama ini selalu aja tertekan dan selalu merasa down down dan down terus-terusan.
Hari ini hari Minggu, kemaren hari Sabtu terus kemarennya lagi hari Jumat. Dan ya, sejak Jumat gue memang sudah merasa sangat tidak tenang sebelum semua teori MPK itu selesai gue tulis dan analisis dengan pemikiran standar. Duh, gue nggak ngerti lagi deh kenapa itu bisa begitu bentuk tugasnya. Semester 5! Yah gue sih nggak pernah mengharapkan setiap semester akan selalu menyenangkan. Ada kalanya memang kuliah benar-benar terasa seperti kuliah, tapi ada juga rasanya kuliah terasa seperti sekedar formalitas semata. Masuk kelas, duduk, dikasi tugas, ngerjain tugas, ujian, libur. Sebenarnya memang kayak gitu ritmenya. Tapi semester ini entah kenapa gue merasa ritme itu agak kacau. Dari masuk kelas, duduk, dikasi tugas, ujian, libur berubah jadi masuk kelas, duduk, bingung, mikirin apa maksud kuliah ini, dikasi tugas, bingung tugasnya mau dikerjain kapan saking banyaknya, mikir mau ngerjain tugas A dulu atau B dulu, capek mikir malah tidur, tugas keteteran, hari Minggu pun ke perpus, tugas selesai, disambut tugas lain, ujian entah bagaimana kabar, liburan masih lama.
Capek...
Perjalanan mengerjakan tugas MPK 1 hari ini ternyata ada juga hikmahnya. Selain mungkin bisa dapet ngerjain 3 teori, tahu akhirnya kalau Mely memang suka sama Yoga, dan berakhir di nonton Final Destination 5. Awalnya sih diajak nonton sempat nolak karena hari ini hari Sabtu dan harga tiket nonton hari sabtu akan membengkak jauh dari hari biasanya. Tapi gue nggak bisa menolak tawaran menggiurkan untuk melihat film franchise yang sudah jadi favorit gue sejak SMA ini. Walaupun telat tahu ada film yang judulnya Final Destination, tapi pas SMA gue menonton seri ini dari awal dan langsung jatuh cinta. Nggak cuma sama ide ceritanya, tapi juga misteri yang sampai sekarang nggak terpecahkan sama sekali. Bukan berarti gue nonton film ini trus gue jadi sangat bahagia sekali melihat kematian seseorang loh ya, soalnya kata kakak gue gue udah mulai jadi maniak dikarenakan menganggap bahwa setiap adegan kematian di film-film ini adalah kematian yang sangat keren.
|
Theatrical Poster of FINAL DESTINATION 5 |
Sempat kepikiran bakalan kecewa nonton Final Destination 5 ini. Kenapa? Soalnya keinget pas The Final Destination (seri ke 4 dari franchise ini) gue nggak begitu semangat buat nonton. Entah apakah ini karena komentar temen gue yang bilang kalau film The Final Destination agak nyampah dengan menjual satu adegan sex yang sebenarnya nggak penting-penting banget. Tapi emang gue nggak nonton yang keempat ini dan hanya menonton sekilas, melihat bagaimana mereka mati dan apa yang menyebabkan mereka akhirnya mati.
Awkward itu...
Lemme think, banyak hal yang pada akhirnya membuat gue merasa sangat rikuh. Biasanya sih ini dikarenakan faktor kebodohan masa lalu yang akhirnya membuat masa kini nya jadi agak zonk. Semacem bam ratatata gitu deh (gak tahu kenapa itu liriknya I Am The Best udah nemplok aja gitu di kepala kayak tokek. Oh tidakkk... gue mulai dirasuki setaaan... #eeaaaaa)
Lemme think again, waktu SMA gue pernah punya temen yang lumayan deket sejak SMP. What you called it? BFF? Lol. Well yeah, semacem itulah (yang kecuali kalo lo menganggap itu menjijikkan berarti bukan) yah yang padahal sebenarnya semu. Banyak sekali project yang akhirnya kita rampungkan sama-sama. Bahkan dalam hal privasi pun udah nggak malu-malu deh buat diumbar. It's kind of junior high school things. Ketika lo masih dalam fase di mana lo sama-sama polos dan nggak tahu sebenarnya dunia itu kayak apa di luar sana.
Nggak tahu...
Kalau dibilang seneng, pastinya lah ini adalah salah satu hal yang sangat gue nantikan seumur hidup gue. Sejak kapan ya gue mulai bermimpi untuk menjadi penulis dan menerbitkan novel? Coba gue inget-inget... Sebelum gue kenal JK Rowling, gue suka banget nonton serial yang seharusnya nggak gue tonton tapi tayang di primetime dan itu ceritanya sangat tidak pantas untuk anak-anak tapi penulis novelnya keren banget: MIRA W. Dulu serialnya tayang di RCTI judulnya CINTA dan yang main itu Desy Ratnasari, Primus Yustisio sama Attalarik Syach jauh sebelum dia jadi Pak Prabu yang menyebalkan itu. Trus setelah itu gue mulai suka baca Harry Potter dan berkhayal suatu saat gue akan menjadi seorang JK Rowling. Kaya mungkin salah satu keinginan terbesar banyak anak waktu itu karena dengan banyak uang seorang anak bisa memiliki apapun yang dia inginkan, termasuk mungkin menjadi sombong.
Tapi itu dulu... Sekarang, satu buku diterbitin aja gue udah syukurnya minta ampun. Alhamdulilah banget... Rasanya tuh kayak nonton Super Show walaupun cuma di DVD yang di upload orang di YouTube. Eh? Hahaha... Gak terdeskripsikan deh pokoknya. Tapi yang jelas lebih bahagia dari sekedar dapet kiriman CD 5Jib Original (bukan dari Siwon, tapi dari online shop... lol)
Pengen share bagaimana awalnya novel ini akhirnya bisa terbit ... Tapi kalo to the point agak nyampah dong postingannya, jadi mending perjalanan menulis gue aja yah ... (berasa artis banget dan minta di bakar... )