Dimarahin Mbak-mbak di SMTOWN STUDIO [Part 2]

Belakangan ini gue punya kebiasaan yang gue rasa baik untuk orang-orang yang ingatannya cuma sebesar sendok teh macam gue. Gue adalah manusia paling pelupa yang mungkin pernah Allah SWT ciptakan di keluarga. Bukan karena gue ignorant, tapi mungkin lebih karena gue kepedean. Gue selalu malas mencatat dan mengandalkan ingatan gue dalam banyak hal. Terlebih untuk hal-hal yang berkaitan dengan “menceritakan kembali” gue biasanya malas untuk nyatet. Tapi malas ini berujung pahit. Apalagi kalau udah lupa.

Beberapa bulan terakhir ini gue selalu mengawali hari dengan bertanya ke sekretaris CEO perusahaan tempat gue kerja. “Bu, jadwal bapak hari ini apa?” dan ibu sekretaris akan dengan senang hati mengirimkan gue screencaps dari Google Calendar yang berisi jadwal dari bapak CEO hari itu. Lo mungkin akan bertanya sebenarnya pekerjaan gue apa sih? Tapi jawaban dari pertanyaan itupun gue sendiri nggak tahu apa.

Back to the topic, untuk ukuran CEO mungkin jadwal yang teratur dan terstruktur seperti itu sangat penting. Karena itu yang akan bikin meeting yang satu dan meeting yang lain nggak berbenturan. Melihat rekam jejak sang CEO di industri entertainment Indonesia yang sangat luar biasa, gue rasa kedisiplinan dia inilah yang bikin dia jadi sukses. So why not try it?

Akhirnya ya, gue mencoba untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh ibu sekretaris dan pak CEO: bikin to do list setiap hari.


Ya. Oke. Mungkin beberapa dari kalian akan “YAH RON LO KEMANA AJA SELAMA INI?!” nggak apa-apa. Karena gue pun bereaksi seperti itu pas awal gue mulai rajin melakukan ini. Kemana aja gue selama ini? Sekarang hampir semua smartphone punya to do list. Punya kalender yang terintegrasi dengan email. Pokoknya gimana caranya supaya kegiatan selama sehari itu ada catatannya dan bisa dijalankan sesuai jadwal.

Dan demi memperbaiki kebiasaan buruk gue yang suka lupa ini, gue jadi membiasakan diri untuk mencatat apa yang harus gue lakukan selama hari itu.

Setiap kali sampai kantor dan duduk di kursi kerja, gue langsung ngambil sticky notes dan nulis kegiatan gue hari itu. Mulai dari yang penting-penting kayak: “KELARIN WEEKLY REPORT BIAR NGGAK KAYAK TAI!” sama “JANGAN LUPA UPLOAD SOC-MED!” sampai yang agak penting kayak “Bales email dari Xxx” atau “Jangan lupa SMS Mama”. Bahkan yang nggak ada kaitannya sama kerjaan sekalipun kayak “Upload foto semalem ke Instagram” atau “Nonton Laura in the Kitchen”. Semua gue jadwalin satu-satu. And in the end of the day gue akan sangat bahagia kalau semua list itu sudah tercoret.


Lebih jauh lagi pak CEO menginspirasi gue untuk bikin jadwal mingguan. Belakangan alhamdulillah gue dapet banyak job campaign di Twitter dan Instagram yang mengharuskan gue untuk posting beberapa konten. Dan biasanya jadwalnya sudah ditetapkan oleh yang ngasih job. Jadi gue nggak boleh lupa atau kelewatan karena tentu saja berkaitan dengan image gue di mata mereka. Halah. Walaupun sempat sih beberapa kali kelewatan untungnya diampuni. Akhirnya gue pun bikin jadwal panjang di kalender Jeno (nama handphone gue) kapan harus post apa dan jam berapa. Lengkap dengan alarm yang akan bunyi 10 menit sebelum kewajiban itu datang.

Kebiasaan ini kemudian mengingatkan gue pada satu utang yang sejak tahun lalu belum gue selesaikan: Finally Seoul.

OMG. GUE BENER-BENER LUPA!

Dulu gue selalu beralasan kalau misalnya pekerjaan gue sebagai jurnalis yang bikin gue jadi jarang ngeblog karena ujung-ujungnya nulis lagi nulis lagi. Jadi inget setiap malam ketika teaser 'EXODUS' keluar gue harus mengarang cerita panjang lebar tentang teori-teori aneh itu setelah menyelesaikan 10 berita setiap harinya. Dan kepala gue rasanya mau pecah. Karena nulis lagi nulis lagi. Gue butuh hiburan di luar kegiatan itu.

Dan ketika sekarang gue sudah nggak jadi jurnalis dan pekerjaan utama gue bukan menulis, gue masih saja menyalahkan pekerjaan gue yang sangat menyita waktu. WAKWAKWKAKWA ya tapi kan emang tanggung jawab utama ya pekerjaan. Blogging kan emang sampingan. Kecuali gue resign dan mutusin buat jadi freelance sih beda cerita. Tapi yang jelas memang belakangan ini ritme kerja yang masih amburadul yang bikin gue jarang ngeblog.

And I’m on my way to fix that.

Sebenarnya gue nggak yang lupa banget soal ‘Finally, Seoul!’ ini. Sebenarnya setiap hari pikiran tentang ini menghantui gue. Tapi ya itu tadi, ketika gue mau memulai tulisannya gue bingung harus mulai dari mana dan bingung apakah ini cerita sudah basi atau gimana. Itu sebenarnya adalah alasan-alasan yang dibikin oleh kepala gue sendiri supaya gue nggak nulis sih. Makanya ini sekarang gue berusaha melawan alasan-alasan itu.

Suatu malam gue janjian sama Bernika untuk ketemuan di Plaza Semanggi. Gue malam itu ngajak Sean juga. Bernika bilang ada beberapa followers Twitter gue yang pengen ketemu tapi mereka malu ngomong langsung sama gue. Akhirnya dia ngomong ke Bernika aja. Muka gue emang semenyeramkan itu tapi gue ini orangnya ramah banget kok. Asli deh. Hahaha. Dan malam itu salah satu dari teman-teman yang datang dari Sumatera itu nanya ke gue: “Kok lo bisa sih inget semua detail apa yang terjadi dalam perjalanan lo padahal itu sudah lama banget?”

Hmm… Gue ke Seoul 2015 dan sekarang 2017. Udah memasuki tahun kedua. Dan jujur aja, setiap hari yang gue lalui di Seoul saat itu terlalu indah untuk dilupakan. Gue masih hapal bau udaranya. Campuran antara aroma makanan-makanan pinggir jalan dan parfum dari cewek-cewek berjaket tebal. Gue masih hapal suasananya. Angin dingin yang menusuk wajah, yang bikin bibir gue kering. Gue masih inget wangi daun-daun di akhir musim gugur dan dinginnya salju itu. Gue masih inget aroma hujan di Insadong dan Gwanghwamun. MANA BISA GUE LUPA?!

Dan jawaban gue untuk pertanyaan itu adalah, “Mungkin itu kali ya, bakat gue. Gue nggak jago matematika, gue nggak jago gambar, gue nggak jago nyanyi ataupun olahraga. Tapi gue percaya diri kalau gue pencerita yang cukup baik.”

Jadi, ini adalah kelanjutan dari kisah perjalanan pertama gue ke Seoul di tahun 2015. Posting-an ini adalah bagian ke 14 dari ‘Finally, Seoul!’. Supaya nyambung sama ceritanya, silakan baca dulu part sebelumnya di bawah ini (klik aja di judulnya):

1. Deg-degan Masuk SMTOWN COEX Artium [Part 1]
2. Rabu yang Basah di Gwanghwamun

3. Indomie tengah Malam di Seoul
4. Susahnya Nyari Taksi di Seoul!
5. Bonjour, Petite France!
6. Jadi Tukang Foto Orang Pacaran di Nami
7. Ngeliat Song Seung Hun Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
8. OMG! Saya Ikutan Press Conference Drama Korea!
9. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju (ALAY BANGET ASTAGA!)
10. Ngegaul Sendiri di Dongdaemun Design Plaza
11. MBC World, Tempat Seru Buat Ngalay!
12. Jangan ke Myeongdong Kalau Nggak Punya (Cukup) Uang
13. Dream Come True: Finally, Seoul!

Seoul, masih di hari Rabu (2 Desember 2015)

Gue masih nggak percaya kalau gue akhirnya bisa ada di sini. Di SMTOWN COEX. Gue banyak dengar tempat ini dari temen-temen yang sudah pernah ke Korea. Meanwhile sebagai fans KPop lama, gue terbilang masih newbie soal Seoul dan segala hal tentang kota ini. Memang kesannya sangat ketinggalan banget. Tapi kan setiap orang punya timeline-nya masing-masing. Apa yang si A bisa lakukan dalam dua tahun pertama kehidupannya sebagai fans KPop kan nggak bisa dilakukan oleh B karena B punya banyak hal lain yang lebih penting untuk dijadikan prioritas. Di timeline A mungkin ada tulisan “Ke Korea sebelum Siwon Super Junior wamil.” Sementara di timeline B mungkin yang ada “Bayar utang ke X”, “Beli perabotan dapur”, “Nabung buat bayar DP Rumah”. Meanwhile di timeline gue: “Ke Korea kapan aja yang penting gratis. Seoul will always be there so don’t worry and no need to hurry”.

Setelah membayar CD ‘THE RED’-nya RV dan sticker ‘School of Oz’-nya Suho. Serta puas cuci mata dengan wajah-wajah familiar yang selama ini gue lihat di internet (walaupun di situ juga sih yang dilihat cuma standee sama poster aja), seluruh sudut di SUM Store sudah terjamah. Bye bye CD-CD KPop yang pengen gue beli tapi nggak jadi karena gue nggak mau ngabisin banyak uang sementara gue masih ada skejul jalan-jalan besok. Gue pun menyudahi kunjungan itu dan beranjak ke lantai selanjutnya.
PS: kalau memang ke sini untuk belanja, maka siapkan uang sebanyak-banyaknya. Apalagi kalau lo tipikal orang yang laper mata. Gue sebenarnya juga laper mata, tapi gue bisa menjaga rasa lapar itu dengan maksimal. Kalau nggak mungkin gue bisa bawa pulang semua album SHINee hari itu. Tapi karena gue juga nggak terlalu punya bawa uang dan tahu diri akan miskin setelah sampai di Jakarta nanti, gue pun berusaha untuk kalem aja.

Eskalator mengantarkan gue dari lantai 2F ke 3F. Di ujung atas eskalator naik, gue langsung disambut oleh tulisan “SMTOWN STUDIO”. Kalau lo baru nih ada di dunia KPop dan baru nih ngefans sama SMTOWN, lo mungkin akan langsung berharap macam-macam melihat tulisan ini. Apalagi kalau lo nggak pernah tahu banyak tentang SMTOWN COEX Artium sebelumnya. Gue jadi inget gimana dulu, waktu gue masih jadi fans KPop alay (ya sampai sekarang sih tapi kalo dulu alay-nya 99% sekarang mungkin sudah 25% saja) (*nyanyi* I’m twenty five~ I got this~) gue selalu berekspektasi berlebihan terhadap sebuah foto atau tulisan terkait apapun dengan KPop.

Ekspresi gue waktu itu pas ngeliat tulisan “SMTOWN STUDIO” sih yang “Oalah… keren jugak ini manajemen ya. Tahu aja gimana cara bikin uang.” Sementara ekspresi gue di tahun 2009 mungkin bisa “OMG DI SANA BAKALAN ADA SIAPA YA?! ADA EXO NGGAK YA?! EH EXO KAN 2009 BELOM DEBUT. TAEYEON DEH TAEYEON.” Yang mana itu hanya khayalan babu semata. Kecuali lo emang beruntung banget dan disayang Allah.

Buat lo yang bertanya-tanya apa itu SMTOWN STUDIO, jawabannya simpel aja.

Ya, ini studio recording dan photoshoot dan segala yang dilakukan artis SM sebelum rilis album.

Nggak, ini bukan tempat yang regularly dikunjungi oleh para artis SM kalau mereka mau syuting MV atau rekaman.

SMTOWN STUDIO mungkin pernah sekali atau dua kali jadi lokasi syuting MV artis SM. Tapi sejatinya tempat ini adalah “replika” dari berbagai macam studio yang pernah muncul di MV artis SM. Yang mana dengan membayar sejumlah uang, lo bisa merasakan sensasi jadi artis SM Entertainment dalam sehari. Seperti yang terlihat di tulisan di dinding ujung eskalator itu, lo bisa melakukan semuanya.

Di dalam SMTOWN STUDIO lo akan disulap untuk jadi “artis SM”. Lo bisa didandani seperti EXO atau RV misalnya. Seperti waktu itu pas gue ke sana ada satu anak yang sedang duduk di depan cermin dan sedang didandani seperti Red Velvet di ‘Dumb Dumb’ dengan rambut kepang kaku di kiri dan kanan dan muka berbintik-bintik itu. Tapi kalau lo misalnya cowok ya lo bisa mintak didandani kayak EXO. Kalau mintak didandani kayak SNSD gue nggak tahu deh apakah mbak-mbaknya mau mengabulkan permintaan lo atau nggak. 


Lo juga bisa membayar sejumlah uang untuk bisa merasakan latihan di studio dance ala SM Entertainment. Di dalam SMTOWN STUDIO ini juga ada replika ruang latihan punya SM (mungkin dengan backdrop awan-awan itu gue nggak tahu ya). Lo akan diajari menari bersama beberapa orang lainnya (ada paketan grup gitu) oleh koreografer/dance master dari SM. Mungkin mereka-mereka ini pernah mengajari EXO/SNSD dance juga dulunya. Tapi kalau lo mau nge-dance terus kepo mungkin mereka menolak untuk memberi tahu.

Dance workshop ini adalah salah satu yang gue pengen ikuti sih kalau misalnya gue ada uang. Tapi kalau dipikir-pikir mending uangnya dipake jalan-jalan ke Busan atau Jeju sebenarnya. Karena gue nggak mau terlalu terkuras dan dikuras oleh SM Entertainment. Cukuplah hati ini mereka hancurkan dengan membuat EXO kehilangan member satu per satu. Jangan lagi kau hancurkan hidupku dengan membuatku miskin hanya demi dance class semata.

Walaupun itu pengalaman sekali seumur hidup sih… tapi kan…

Yaudah masukin ke timeline dulu: “MASUK SMTOWN STUDIO KALAU GRATIS DAN NYOBA SEMUA FASILITAS. SECARA GRATIS.”

Setelah didandani dan diajari dance, lo juga bisa melakukan rekaman di studio profesional di dalam SMTOWN STUDIO. Lo mungkin pernah lihat video promosinya di YouTube SM. Ada paketan yang ditawarkan sehingga lo bisa nyanyi dan direkam dalam format CD. CD-nya ini pun bisa lo customize dengan beberapa template yang ada. Misalnya lo mau CD-nya bergaya EXO ‘Growl’ atau SNSD ‘I Got A Boy’ mungkin juga bisa. Ini juga salah satu souvenir yang bisa lo bawa pulang dan lo pajang di kamar lo selamanya. Dan setiap hari lo akan memandangi benda itu dan ingat berapa banyak uang yang sudah lo keluarkan untuk benda itu.



Gue nggak bisa menjelaskan secara detail soal isi studionya karena gue pun nggak masuk ke studionya. Tapi ya kurang lebih sama lah dengan studio rekaman yang ada di MD Music ya. Peralatan profesional yang standar recording internasional. Pantas harganya mahal.

Di SMTOWN STUDIO lo juga bisa dibuatkan Music Video. Jadi kan tadi lo udah dance dan rekaman, udah di dandanin dan di make up juga, sekarang saatnya untuk syuting MV. Itulah gunanya studio ini kan. Lo bisa meniru MV-MV yang pernah dibuat SM dan lo yang jadi bintangnya. Selama lo percaya diri dan bisa mengimitasi gerakan-gerakan EXO atau SNSD dan direkam dengan kamera profesional sih, nggak masalah. Kalau gue yang melakukan itu mungkin ujung-ujungnya gue akan menirukan gaya jerapah melahirkan semata.

Dandan, make up, rekaman vokal, dance, MV sudah. Yang terakhir lo juga bisa melakukan sesi foto secara profesional di sini. Dan nggak cuma sesi foto, tapi fisik album fotonya yang mirip banget sama album KPop benerannya juga lo akan dapatkan. Dan ini ada harganya tersendiri.

For the sake of this article, gue bela-belain ngumpet motret-motret katalog yang ada di ruang tunggu SMTOWN STUDIO. Padahal itu nggak boleh. Sempat ketahuan waktu itu gue sedang foto dan dimarahi terus disuruh untuk hapus fotonya. Tapi gue hapus cuma satu foto. Yang lain gue simpen. Ya bodo amat. Pembaca gue butuh sesuatu yang real dan bukan khayalan. Jadi ya sudah. Abis dimarahin gue keluar aja daripada makin panjang urusan kan. WKWKWKWK.


Jadi yang gue foto waktu itu adalah contoh-contoh album KPop/album foto yang bisa customer pesan ketika masuk ke SMTOWN STUDIO. Dan yang ada di atas meja waktu itu adalah contoh albumnya EXO yang ‘Growl’, TaeTiSeo yang ‘Holler’ sama Amber yang ‘Shake That Brass’. Ada beberapa album lain yang tergeletak di meja tapi nggak sempat gue bongkar-bongkar karena jiwa EXO-L gue langsung membara pas liat ‘Growl’.

Ya lo bisa tebaklah siapa yang jadi model dari semuanya ini: SMROOKIES.

Gue bisa mengenali Koeun sama Lami di beberapa foto. Tapi nggak bisa mengingat nama yang lainnya di foto berikutnya. Tapi pas gue buka ‘Growl’ gue langsung mengenali Hansol dan beberapa anak SMROOKIES lain yang meng-cosplay EXO.

Album ini bener-bener dibuat sama seperti album ‘Growl’. Udah ada template-nya yang tinggal digonta-ganti sesuai request lo (kayaknya). Style album-nya, font-nya, tone warnanya, lirik lagunya, bahkan sampai baju-bajunya pun. Ya jelaslah kalo yang terakhir sih. Namanya juga cosplay.

Gue bisa membayangkan akan jadi sebagus dan se-worth it apa benda ini setelah lo bayar. Tapi yang nggak bisa gue bayangkan adalah melihat muka gue di situ. Berkumis dan berjenggot. Kemudian bergaya seperti idola KPop. Ya sejak kapan idola KPop jenggotan. Tapi serius deh, kalau nanti gue sudah kaya raya atau kalau nanti SM butuh buzzer untuk Indonesia dan ngundang gue ke sana, gue akan coba ini dan punya satu album kayak ‘EXODUS’ atau ‘Sing For You’. Kalau itu ada di dalam katalog.


Mengingat kita udah dimarahin karena moto-moto tadi, gue sama Anis memutuskan untuk keluar saja. Ya karena nggak ada juga yang bisa dilakukan di sana. Karena di SMTOWN STUDIO itu, kecuali lo bayar, lo cuma bisa duduk di ruang tamunya dan liat-liat katalog.

Sebelum kita lanjut ke lantai 4F yaitu SMTOWN LIVErary, lorong dari eskalator menuju ke ruang tamu SMTOWN STUDIO itu sangat-sangat-sangat-sangat menarik perhatian gue. Kalau di bawah tadi ada banyak banner gede artis-artis SM yang menutupi dinding, di lantai ini konsepnya beda. Puluhan foto-foto behind the scene MV dan konser dibingkai satu per satu dan dipanjang tertata rapi di dinding. Beberapa dari foto-foto itu ada tanda tangan pemiliknya. Dan tebak, siapa artis SM yang paling alay karena tanda tangannya paling banyak?

CHOI SIWON.

Hufft. Untung bias.



Kalau surga itu ada tujuh lapis, ini pasti salah satu lapisannya. Karena cuma ngeliat foto-foto Irene, Yoona, Taeyeon, Go Ara, Baekhyun dan Suho di dinding aja bisa bikin lo bahagia. Gimana kalau masuk surga beneran ya? Yang bikin konsep frame dan foto-foto di lantai ini jadi ciamik adalah karena mostly foto-fotonya dicetak hitam-putih dan dibingkai dengan frame putih. Jadi kesannya clean dan rapi gitu. Kalau lo ngebiasin Tao, jangan khawatir, karena ada fotonya di sana. Sekarang nggak tahu deh masih atau nggak.


Gue pun mempermalukan diri gue dan membuat Anis tidak nyaman dengan memintanya memotret gue sedang monyong sambil nyelipin pulpen di antara hidung dan mulut. Karena ingin meniru pose Suho yang salah satu fotonya dari ‘Wolf’ ada di dinding itu.


Iya gue tahu ini nggak mirip. Makasih udah diingetin. Doakan aja gue nggak akan mengulangi hal yang sama next time gue ke sana.

Nggak cuma itu gengs yang bikin lantai ini jadi menarik juga. SM membuat sebuah etalase superbesar di sisi lain dinding lantai itu dan mengisinya dengan piala-piala yang didapatkan para artis dari acara musik dan penghargaan tahunan. Termasuk GDA juga ada di sana. Nggak cuma artis-artis yang sekarang lo kenal, tapi artis-artis lama pun ada pialanya. H.O.T sama S.E.S masih dipajang di sana.

Ada perasaan aneh seperti kupu-kupu berterbangan di perut ketika melihat piala-piala kemenangan EXO ada di situ. Langsung inget sama si leader yang nangis waktu menang piala pertama. Inget mukanya kok gue mules karena pengen ngakak. Ya gimana…. Abis…. Dia nangis tapi mukanya kayak nangisnya dibuat-buat gitu…. Aneh banget…. Untung bias….

Hufft.



Dalam beberapa menit saja lo bisa napak tilas kemenangan idola-idola lo dalam satu rak etalase. Tentu saja lo nggak bisa pegang pialanya. Tapi lo bisa merasakan kebanggaan mereka waktu memegang piala itu, at least. Dan lo bisa sangat dekat dengan piala yang mereka banggakan, dan mereka pegang erat-erat di setiap akhir acara musik.

Next aku ke sana mungkin aku bisa melihat piala adik-adik NCT Dream ya. Aku akan kembali untuk kalian, adik-adik!

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
LIVE SETIAP SENIN JAM 8 MALAM 'GLOOMY MONDAY!'
Instagram lain: kaoskakibaudotcom
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Photos on this article all from my personal library. Do not use without permission. WK.

Share:

0 komentar