Pengen Duduk Ngopi di LIVErary Cafe SMTOWN COEX [Part 3]

Kalau lo seorang penulis pemula dan pemalas seperti gue, lo pasti akan sering merasakan kondisi ketika apa yang ada di kepala lo sama sekali nggak bisa tertulis di halaman pertama Microsoft Word, yang sudah lo buka selama berjam-jam sejak lo memutuskan dan meneguhkan iman untuk menulis setidaknya satu halaman per hari. Ya. Keinginan untuk rajin nge-blog atau sekedar nulis secara random apapun yang ada di kepala lo dalam satu hari itu selalu muncul. Tapi selalu jadi hanya sekedar wacana. Sesuatu terkadang lebih mudah dibayangkan. Digambarkan dalam imajinasi. Tidak disalurkan dalam bentuk tulisan. Tapi sebenarnya ini nggak mutlak. Hanya karena lo pemalas dan banyak alasan aja jadilah itu semua hanya wacana.

Semua penulis pasti pernah berada dalam kondisi yang disebut writers block. Bahkan yang sudah bertahun-tahun jadi penulis sekalipun. Bahkan mereka yang sudah merilis puluhan buku juga pasti merasakan hal ini. Ya gimana sama orang kayak gue yang baru punya dua buku itupun: (1) hanya satu cerita di buku kumpulan anekdot, (2) novel fanfiction cupu yang gue sendiri malu menjelaskannya. Kondisi ini sangat menyebalkan. Apalagi ketika lo sedang berusaha untuk membuat deadline untuk blog lo sendiri dan lo sendiri juga yang melanggar deadline itu.

Ide bisa muncul kapan aja. Tapi nggak bisa diterjemahkan dalam bentuk tulisan kapan aja. Kadang ide ini bikin lo jadi manja. Bikin gue jadi manja. Seriusan. Seringkali setiap kali akan memulai menulis gue selalu beralasan, “Gue butuh kopi.” Dan gue pergi ke dapur kecil di sudut kamar gue untuk masak air dan bikin kopi kapal api item yang disaring ampasnya terus dikasih gula dan es batu, amerikano ala-ala. Setelah jadi, kembali ke meja, dan kopi itu habis tanpa hasil satu halaman Microsoft Word pun. Hidup memang selucu itu.


“Gue butuh es krim.” Kadang-kadang si biadab ini memaksa gue harus keluar kamar di malam minggu dan pergi naik ojek online ke McDonald’s terdekat dari kosan. Cuma untuk merasakan creamy dan dinginnya McFlurry. Duduk di pojokan McDonald’s sambil menikmati listrik dan Wi-Fi gratis. Berniat untuk bisa menyelesaikan satu posting-an blog tentang IU. Tapi ujung-ujungnya sampai itu es krim cair dan bisa ditenggak kayak air, nggak satu paragraf pun bisa terselesaikan. Enam jam gue habiskan hanya untuk menonton YouTube dan download ’13 Reasons Why’. Semuanya bener-bener jauh dari rencana “Menulis review album baru IU’.

Gue akan bergumam “I hate myself.” kalau gue melakukan sesuatu yang gue tahu salah dan tidak berguna, tapi tetap gue lakukan dengan suka cita. Dan belakangan ini tiga kata itu sering gue lontarkan tanpa sadar. Terlebih ketika gue menyadari kalau selama ini gue sudah banyak berkorban untuk seseorang tapi dia nggak peka. Ah….

Ada kalanya juga otak dan jemari mau bekerja sama. Bahkan dalam kondisi yang sudah lelah sekalipun. Dalam kondisi yang terburu-buru sekalipun. Seperti ketika beberapa waktu yang lalu gue berkunjung ke Bandung, naik kereta paling pagi dan sampai di Stasiun Bandung sekitar jam setengah sembilan pagi di hari Jumat. Hujan baru saja berhenti mengguyur kota favorit gue itu.

Yang pertama kali terpikir di kepala gue hari itu, Jumat 14 April 2017, adalah nyari tempat duduk. Di mana gue bisa sarapan dan minum segelas kopi karena gue bener-bener butuh kopi saat itu. Memanfaatkan Google Maps, akhirnya gue menemukan tempat yang buka 24 jam (karena nggak akan ada kedai kopi yang sudah buka jam sembilan pagi kecuali mereka buka 24 jam kan?) di kawasan Jalan Riau. Dan itu sekitar 3 kilometer. 15 menit kalau ditempuh jalan kaki. Mungkin bisa lebih cepat kalau naik ojek online. Gue yang manja ini awalnya kepikiran untuk pesan ojek aja lewat aplikasi. Tapi hari itu udara paginya masih segar banget. Dan gue nggak ingat kapan terakhir gue berkelana di Bandung dengan berjalan kaki. Biasanya gue pasti akan nebeng orang.

“Ayo, jalan aja. Sekalian nyoba jalan pakai sepatu baru dan memperbanyak posting-an sepatu merah di akun sebelah.” Kata gue kepada diri gue sendiri. Akhirnya gue pun menempuh jarak 3 kilometer itu dengan berjalan kaki, berbekal Google Maps juga. Nggak rugi sama sekali. Walaupun di tengah jalan gue kena cipratan lumpur dari motor yang lewat dan sepatu merah itu akhirnya ternoda juga. KESEL.


Gue menikmati nyaris 30 menit jalan kaki pagi itu dengan memotret banyak sekali hal. Mulai dari, tentu saja, kaki gue yang sedang sok-sokan melangkah dengan sepatu merah itu, Taman Sejarah dan orang-orang yang sedang menikmati Jumat pagi yang kebetulan hari libur nasional, sampai zebra cross unik yang ada di jalan raya menuju ke kafe itu. Dan ya, gue juga menikmati 15 menit mencuci sepatu gue di toilet Hotel Aryaduta karena nggak nyaman jalan dengan sepatu belepotan lumpur.

Security hotel tentu saja nggak akan mencurigai gue sebagai orang yang cuma mampir untuk mencuci sepatunya yang kena cipratan lumpur. Dengan modal muka sengak percaya diri dan sok-sokan salah jalan hampir masuk ke BIP dan ditegor, “Belom buka mas. Mau ke mana ya?” dan gue jawab aja “Lho ini bukan pintu ke Aryaduta?” dan dijawab lagi, “Bukan mas, yang sebelah sana.” Sandiwara gue pun berhasil hanya demi dapat masuk ke toilet hotel itu, memanfaatkan wastafel dan pengering tangan yang ada di sana. Juga puluhan lembar tisu untuk menyerap air dari serat tali sepatu yang kotor tadi.

Singkat cerita, gue sampai di Bober Kafe. Kafe 24 jam terdekat dari stasiun sesuai dengan petunjuk Google Maps. Agak sepi di sana. Di pojokan ada mas-mas sama mbak-mbak ber-tank top putih agak ketat yang sedang sibuk dempet-dempetan padahal nggak sedang diangkot. Gue mencoba untuk nggak memikirkan atau berusaha kepo mereka sedang apa di sana. Langsung nyari tempat duduk di dekat pintu masuk dan minta menu. Gue melihat beberapa kecoa kecil di dekat meja sebelum gue pesan makanan tapi gue terlalu malas untuk pindah lokasi. Jadi biarlah kalau kecoa itu ada di makanan gue nanti itung-itung latihan lambung. Dan di sanalah tiba-tiba gue kepikiran untuk menulis artikel 'Cuma Pengen Sendiri' ini.

Nggak diduga sama sekali. Sinkronisasi otak dan jari gue bisa mencapai 97% hari itu. The power of buru-buru dan dikejer waktu solat Jumat. Tapi gue bisa menyelesaikan tulisan itu hanya dalam waktu satu setengah jam.

“Gaya banget mau nulis aja harus ke Bandung dulu.” Begitu kata roommate gue dua tahun yang lalu, ketika gue sedang berusaha menyelesaikan posting-an tentang New York. Jujur aja gue benci mendengarkan kalimat itu walaupun dia mengucapkannya tidak dengan maksud sarkas atau semacamnya. Tapi gue maklum. Karena dia bukan orang yang menghabiskan setiap hari dengan menulis dan memikirkan apa yang harus ditulis hari ini, besok, dan seterusnya.

Sebagai penulis pemula gue pun sadar bahwa untuk menghasilkan satu paragraf lo nggak cuma butuh ide, tapi seringkali juga butuh dukungan dari perut yang cukup kenyang, secangkir kopi, musik yang pas, dan suasana yang berbeda. Buat gue mungkin Bober Kafe yang ada kecoa kecil itu. Atau seperti malam Halloween gue menulis ditemani pocong jadi-jadian di Braga Punya Cerita. Buat orang lain bisa jadi berbeda.

Seperti dini hari ini, gue ditemani oleh Taeyeon dengan lagu ‘U R’-nya untuk menulis 14 paragraf di atas sebagai jembatan menuju cerita gue tentang Seoul yang selanjutnya.

Duduk sendiri di McDonald’s atau kedai kopi adalah salah satu cara gue untuk menyiasati kejenuhan dengan meja hijau kecil di pojokan kamar. Di sudut kedai kopi itu kadang gue menemukan kenyamanan yang pada akhirnya membuat otak dan jari gue bisa sinkron dalam menjelaskan apa yang ingin gue tuangkan dalam sebuah tulisan. Memang sih, nggak banyak kedai kopi yang pernah gue datangi untuk duduk dan menulis selama beberapa tahun terakhir ini. Tapi yang pasti ada satu café yang masuk ke wishlist gue: LIVErary CAFE at SMTOWN COEX ARTIUM.


Are you ready for the next chapter of ‘Finally, Seoul!’?


Seoul, masih di hari Rabu (2 Desember 2015)

Nggak mau berurusan panjang sama mbak-mbak yang jagain SMTOWN Studio, jadi gue sama Anis keluar aja dari sana. Ya karena sebenarnya di sana juga nggak ada apa-apa juga sih, selain lobby semacem ruang tamu dan ruang tunggu dengan katalog-katalog bergambar SMROOKIES itu. Dan setelah puas melihat dari ujung kiri atas sampai ujung kanan bawah rak kaca tempat trofi artis-artis SM dari zaman baheula, waktunya naik ke lantai selanjutnya: SMTOWN LIVErary Café.

Ketika pertama kali membaca nama tempat ini, LIVErary, gue merasa SM ini terlalu maksa bikin nama. “ARTIUM atau ARTIUM sih sebenarnya?!” gue juga sempat ngomel gitu dulu. Tapi kemudian yaudah jadi biasa aja dengan ARTIUM sampai sekarang. Cuma ini… LIVErary? SRSLY?!

Oke. Oke. Gue nangkep maksudnya kalau ini adalah gabungan dari library dan………. Apa?! Something LIVE tapi apa?! Oke gue tarik kalimat gue sebelumnya. Karena ternyata gue nggak nangkep maksudnya sama sekali. Dan baru ketika gue mampir ke sana gue tahu kenapa tempat ini dinamakan LIVErary Café. Bagian café-nya sih udah self explanatory ya nggak perlu lagi penjelasan berlebih. Tapi sebelum kita menjejakan kaki ke tempat ini, marilah kita sama-sama memuji betapa cantiknya poster Krystal di dinding menuju lantai 4F walaupun gue motretnya buru-buru sambil jalan karena takut sama mbak-mbak penjaga SMTOWN Studio.


Sesuai dengan cerita gue di 14 paragraf pertama di posting-an ini, entah lo nangkep atau nggak tapi gue suka banget duduk di kafe. Dan nggak pernah sama sekali gue membayangkan kalau gue akan tiba dalam satu hari di hidup gue, gue mampir ke kafe yang dibuat oleh manajemen artis KPop yang selama ini gue sayang dalam hati.

“SMTOWN LIVErary Café. Café, Music, Media, Book, Special Goods.” Gue membaca tulisan yang ada dinding di depan café itu. Baju tebal yang gue pakai mulai gerah karena di dalam sana cukup hangat. Ada perasaan aneh yang gue rasakan hari itu yang memaksa gue untuk senyum-senyum sendiri. Fakta bahwa gue ada di Seoul setelah bertahun-tahun jadi fans KPop masih belum bisa gue terima sepenuhnya. Mimpi itu beneran jadi nyata. Terima kasih detikHOT dan detikcom. Tanpa perjalanan dan uang dinas itu gue mungkin nggak akan sampai di sini sekarang. Gue membatin.

Perhatian gue kembali teralihkan oleh foto-foto berukuran nggak wajar yang ada di dinding di dekat situ. Poster ‘Overdose’ EXO gede banget di sana. Tanpa Kris dan Luhan, tapi masih ada Tao. Ada gambar Changmin dan Heechul dengan ukuran yang mungkin bisa dijadikan alas duduk kalau lagi antre konser dan berniat untuk nginep di venue. Secara keseluruhan gambar di dinding itu mungkin juga bisa jadi selimut untuk empat atau lima orang yang lagi kemping. Di dekat lift bahkan ada teaser foto Siwon buat ‘Acha’ yang di atas kepalanya dia gambar sendiri dengan tulisan ‘Hi’ dan speech bubble. Dan jangan lupakan beberapa foto Siwon lainnya yang dia tandatangani langsung.


“Ya dia yang paling alay di sini kak. Dia kalo ke sini kayaknya semua yang ada muka dia disamperin terus ditandatangani,” kata Anis. Walaupun Siwon adalah salah satu member favorit gue di Super Junior tapi gue nggak bisa marah mendengarkan statement itu. Gue justru ketawa.

Baru aja mau melangkah masuk ke dalam LIVErary Café, gue kembali kedistrek sama hal lain. Kali ini patung karakter Suho di ‘School of Oz’ yang ukuran badannya persis banget sama Suho yang asli karena dicetak dengan metode 3D printing. Kalau nggak salah di tempat ini juga ada booth untuk mencetak patung 3D versi lo juga. Tapi nggak tahu deh berapa biaya yang harus lo keluarkan untuk itu. Yang jelas sih mahal karena memang identik banget.

Patung Suho itu ada di dalam akuarium. Detailnya luar biasa sih kata gue. Mulai dari belahan rambutnya, sampai tulang pipinya itu mirip banget sama Suho. Belum lagi bagian kostumnya. Mulai dari baju, jubah, celana, sepatu sampai senjata-senjatanya dibuat sangat identik. Mungkin nanti di resepsi pernikahan gue, gue akan membatalkan memajang standee kayu gue di pelaminan tapi akan bikin patung kayak gini aja. Biar nggak capek berdiri. Meanwhile gue akan bersenang-senang nungguin stand es krim.


Nah, jadi apa sih yang istimewa dari SMTOWN LIVErary Café ini?

Jawaban pertama jelas karena ini adalah café yang isinya semua hal tentang SMTOWN. Selain poster-poster raksasa dan patung Suho hasil printing 3D itu, di sini lo bisa duduk-duduk sambil ngerumpi soal banyak hal. Tempat ini mungkin bisa jadi tempat spazzing yang tepat buat lo dan teman-teman KPop lo kalau suatu saat nanti mampir ke Seoul. Hari itu lumayan banyak orang yang datang. Ada tiga fans TVXQ dari Jepang yang sedari gue sama Anis masuk ke café udah sibuk motoin meja dan kursi bertanda-tangan Yunho dan Changmin. Di meja tengah ada beberapa cewek dan cowok yang terlihat lagi ngobrol serius sambil menikmati minuman. Sementara di salah satu sudut ada cewek-cewek fans juga yang kayaknya baru abis belanja.

Kalau gue pribadi sih yang terbayang kalau misalnya gue menghabiskan dua atau tiga bulan di Seoul mungkin paling nggak sekali seminggu gue akan datang ke sini buat duduk dan ngetik. Buat nulis banyak hal. Siapa tahu dengan berada di antara (gambar) orang-orang yang selama ini gue lihat di YouTube gue bisa mendapatkan ide untuk mengelaborasi tulisan gue dan bisa bikin review MV lagi kan seperti dahulu kala. Siapa tahu ternyata LIVErary Café-nya SMTOWN COEX Artium bisa memunculkan ide dan imajinasi yang lebih liar. Gue berharap bisa mencoba itu dalam waktu dekat.

Ada banyak layar besar yang bisa disentuh di dinding café ini dengan aplikasi SMTOWN NOW yang sudah secara default terbuka untuk lo. Seperti halnya aplikasi yang ada di ponsel, di sini lo juga bisa update news tentang artis-artis SM dan melihat foto-foto eksklusif terkininya lewat layar yang lebih besar. Sebagai sumber informasi sih menurut gue layar-layar ini nggak terlalu gimana banget karena lo mungkin sudah punya aplikasinya di ponsel. Tapi untuk fans-fans baru yang datang ke sini karena baru kenal KPop bisa jadi sangat menarik. 


Ada sudut koleksi majalah dan tabloid yang memuat artis-artis SM juga. Karena gue cuma bisa baca hangul dan nggak mengerti maksudnya, gue cuekin aja bagian ini. Justru gue tertarik dengan hiasan foto-foto yang ditempel di lampu-lampu di atap kafenya. Kreatif banget. Ada lampu kayak chandelier gitu yang punya tentakel-tentakel dan di bagian tentakelnya itu ditempelin foto-foto artis SM. Beberapa souvenir yang sebelumnya gue lihat di SUM Store juga ada di sini. Mostly EXO sih karena memang mungkin saat itu lagi promo banget EXO mulai dari paper toy sampai pepero edisi spesial mereka. Nah, yang menarik perhatian gue justru pojok ujung kanan dari pintu masuk di LIVErary Café yang ngasih lihat sejarah perilisan album semua artis-artis SM.

Semua di sini maksudnya beneran semua. Mulai dari Lee Soo Man sampai Red Velvet yang waktu itu masih jadi maknae karena NCT belom debut. Dan di situ lo bisa ngikutin deh sejarah SMTOWN kayak gimana. Ada banyak nama yang gue nggak kenal mulai dari Isak & Jiyeon, M.I.L.K dan beberapa yang lainnya. Yang jelas gue nggak akan tahu kalau Lee Soo Man pernah rilis album dan jadi penyanyi juga kalau waktu itu gue nggak lihat bagian ini. Bener-bener nggak pernah kepikiran untuk baca Wikipedia-nya dengan jelas. Gue lupa naruh foto SMTOWN History ini di folder mana karena udah lama banget. Tapi gue pernah nulis artikel tentang ini di detikHOT dua tahun lalu dan foto itu udah kepajang di sana. Sila klik di sini untuk baca.


“Kamu nggak mau beli apa-apa kak?” kata Anis. Setelah dari SUM Store cuma beli stiker dan album RV gue memang belum beli apa-apa lagi di kafe ini. Salah satu masalah gue ketika traveling adalah suka males ngeluarin duit di hari-hari pertama meanwhile ketika sudah masuk hari-hari terakhir gue akan boros untuk barang yang nggak perlu dan nyesel.

“Enaknya beli apa?” tanya gue. Anis menyarankan untuk beli botol minum yang ada di etalase utama kafe itu. Mereka ngasih nama SUM Pop Up Café.

“Udah lewat sih trennya tapi ya kapan lagi gitu kak. Lumayan di situ bisa beli sesuai fandom. Pasti kamu mau beli yang EXO kan?” katanya lagi. Gue cuma ketawa doang. Memang nggak bisa disembunyikan lagi jiwa EXO-L gue dari dunia luar. Apakah mungkin gue sudah ada cap huruf L di jidat.

Loser.

#gak #canda

Udah lama sih sebenarnya gue ngeliat temen-temen gue beli botol minum kayak gitu walaupun nggak official dari sini. Mereka kebanyakan beli di fansite. Dan gue kepengen punya juga dari lama. Dan momennya pas banget gue akhirnya ada di situ. Walaupun udah lewat tren nggak ada salahnya juga buat beli.

Botol ini dijual satu paket sama minuman yang dikasih nama Artist Ade (semacem Lemon+Ade=Lemonade gitu ya gue baru ngeh setelah dua tahun demi apa). Masing-masing botol dan masing-masing artis punya rasa minuman yang berbeda tapi harganya sama yaitu KRW 6,000. Waktu itu 1 Won sekitar Rp 13 jadi harganya kalau dikonversi sekitar Rp 78 ribu. Edisi waktu itu, isi botol EXO adalah Apple Juice. Mahal juga beli jus apel Rp 78 ribu. Tapi mungkin yang mahal kan botolnya karena official.

Gue suka desain typography di bagian depan botol itu sebenarnya. Karena masing-masing adalah kutipan dari lirik lagu artis yang bersangkutan. Punya EXO tulisannya “Shawty Imma Party Till The Sundown”. Kalau SNSD “It must be party time”. f(x) yang waktu itu lagi promo ‘4Walls’ punya tulisan “love is 4 walls” di botolnya. Yang paling ikonik sih kayaknya BoA. Walaupun lagu barunya bukan ‘No.1’ tapi di botolnya tetep tulisannya “You’re still my no 1”.


Gue sendiri sebenarnya pengen beli dua. Tapi karena takut koper nggak cukup dan itu masih awal-awal hari di Korea jadi gue membatalkan niat itu. Gue sudah niat mau beli CD KPop di Hottracks di akhir perjalanan nanti. Jadi masih mau nyimpan uang dulu. Kalau kalian mampir ke sini, botol ini sih wajib dibeli. Lumayan sampe rumah kalau nggak dipakai (karena kapasitasnya terlalu kecil) bisa dipake buat miara ikan cupang.

Nah, namanya café tentu saja ada menu kopi kan. LIVErary Café ini juga punya banyak menu kopi dengan harga mulai KRW 4,000 sampai KRW 5,000. Sementara teh dipukul rata harganya KRW 5,000. Jadi nggak salah dong kalau gue berangan-angan datang ke sini cuma buat ngopi-ngopi doang. Walaupun hari itu nggak sempat nyobain kopinya atau nongkrong sih. Karena Anis bilang dia pengen makan dan satu-satunya tempat yang aman untuk makan cuma Lotteria karena ada burger ikan.

Selain minuman artis ada eskrim artis juga. Terlalu cheesy untuk dicoba jadi gue cuekin. Sementara kalo makanan gue nggak perhatiin selain keripik Super Junior (LIKE SRSLY WHY SM WHY) dan sederet macaroon. Ada cupcake juga sih di etalase nggak tahu deh apakah itu dijual atau cuma dipajang doang karena gemas bentuknya. Yang jelas ada banyak kue-kue dari fans yang “diawetkan” di dalam etalase itu. Nggak tega juga buat dimakan wkwkwkw. Dan akhirnya setelah bayar botol berisi jus apel itu, gue sama Anis pun duduk.


Jangan duduk di sembarang tempat kali di sini. Mending yang pasti-pasti aja biar sekalian heboh: duduk di kursi bias. YES! Di sini meja dan kursinya sudah ada cap ‘I WAS HERE’ ala-ala anak SMA alay jaman dulu dari artis SM. Ketika baru masuk misalnya gue melihat tandatangan Wendy di bagian belakang punggung kursi. Di meja juga ada tandatangan Baekhyun dan Chen lengkap dengan kata-kata mutiara buat fans yang datang ke situ. Ada kursi yang juga ditandatangani sama Irene yang sempat gue ajak foto bareng tapi muka gue lagi nggak banget karena salah angle dan rambut gue lagi jelek-jeleknya kena angin Seoul tapi yaudahlah. Foto aja dulu sama kursinya, sama orangnya nanti Insha Allah kalau rejeki nggak akan ke mana.

Sebenarnya ingin hunting semua tandatangan bias (kecuali Siwon karena literally everywhere) tapi mengingat ada banyak banget orang lagi nongkrong di situ jadi yaudah ikhlasin aja, maybe next time. Perjalanan hari ini belum selesai. Masih ada satu lantai lagi sebelum gue balik ke hostel.


“Di lantai paling atas ada SMTOWN Theater. Abis itu cari makan deh ya? Jangan di sini. Mahal kak.” Kata Anis.

Anak kosan mode on all the way.

Sambil meniti eskalator ke lantai paling atas gue menyimpan harapan untuk kembali ke LIVErary Café di SMTOWN COEX Artium suatu hari nanti. Nggak cuma sekelibat mampir kayak sekarang, tapi seperti tadi gue tulis, gue pengen jadi pengunjung rutin kafe ini. Pengen bisa menghasilkan setidaknya dua atau tiga bab novel gue di sini. Karena tentu saja kan banyak kafe lain di Seoul yang punya suasana yang beda.


Mungkin LIVErary Café bisa jadi salah satu tempat penuh inspirasi yang bisa bikin jari dan otak gue sinkron. Mungkin juga tempat ini bisa membuat ide-ide yang menumpuk itu tertulis dengan baik dan rapi di halaman demi halaman Microsoft Word. Gue janji akan balik lagi. Nggak sesegera itu sih, tapi gue janji akan balik lagi. Gue akan duduk di sana dan nulis. Dan ketika gue sedang nulis nanti akan ada sosok yang membuat perhatian gue teralih sejenak sedang menyisir rambutnya dengan jari. Lupa dengan apa yang gue lakukan. Terpana melihat dia dari kejauhan.


Mungkin dia jodoh gue.


Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
LIVE SETIAP SENIN JAM 8 MALAM 'GLOOMY MONDAY!'
Instagram lain: kaoskakibaudotcom
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Photos on this article all from my personal library. Do not use without permission. WK.


Share:

0 komentar